JAKARTA (Suara Karya): Monkey Shoulder kembali menggelar kompetisi untuk para bartender bertajuk ‘Ultimate Bartender Championship’. Berawal dari Surabaya, kompetisi dengan tema ‘Skills that Pay the Bills’ itu melebar hingga Jakarta, Semarang dan Bali.
Kejuaraan yang berlangsung dalam tiga minggu terakhir itu diikuti lebih dari 200 ahli ‘mixologi’ terbaik di Indonesia. Mereka diuji beragam skill yang dibutuhkan dalam industri minuman keras tersebut. Para juara mendapat gelar ‘Ultimate IBartender’ 2022 dan cincin kemenangan
Dalam siaran pers yang diterima Selasa (6/9/22) disebutkan, juara kompetisi di Bali diraih Kadek Sancaya Dwi Permana dari Manina Cocktail Bar. Ia berhak menyandang Monkey Shoulder Ultimate Bartender. Meski ikut kompetisi untuk kedua kalinya, Kadek tetap menunjujkan penampilan yang kuat untuk menjadi yang teratas dalam kompetisi.
Dari Semarang dilaporkan, kompetisi dimenangkan Adhimas Hendrawan dari Wishbone. Ia berada di industri itu sudah hampir lima tahun. “Saya senang bekerja sebagai bartender, karena bisa bertemu banyak pelanggan dan menghibur mereka dengan keahlian yang saya miliki,” tuturnya.
Di Surabaya, pemenang ‘Ultimate Bartender Championship’ direbut Gerald Putera Prakoso dari G Flavors. Keberhasilan itu, karena Gerald sejak awal sudah menetapkan standar tinggi terkait keahliannya tersebut.
Berbekal pengalaman dan ambisinya, Gerald membuktikan diri sebagai penantang yang gigih dan berhak menyandang juara pertama ‘Ultimate Bartender Champion’ di Surabaya.
Terakhir, pemenang kompetisi di Jakarta diraih I Gede Bati Sanistya Arimbawa dari Osteria Gia. Ia meraih kemenangan dengan UBC Winner’s Ring of the Year terakhir di Indonesia. Kemenangannya itu merupakan prestasi besar untuk debutnya di kompetisi bartending.
Selain rasa bangga, pemenang Ultimate Bartender Championship 2022 akan mendapat hadiah wisata ke Filipina bersama para pemenang Ultimate Bartender Championship 2022 di Asia Tenggara.
Keseruan kompetisi dimulai saat digelar kuis cepat yang menguji pengetahuan seputar minuman keras, seperti ‘Pouring Challenge’ yang mengharuskan para peserta menyajikan 5 minuman secara akurat dalam waktu sesingkat mungkin.
Babak ketiga bisa dibilang paling menantang karena ada ‘Nosing Challenge’. Mengandalkan ingatan dan indra penciuman, para bartender ditugaskan untuk mengidentifikasi lima
spirit berbeda dalam tiga menit.
Penghargaan tambahan diberikan kepada para bartender yang memilili penciuman paling tajam, sehingga mampu mengidentifikasi merek minuman yang disiapkan dalam kompetisi.
Selanjutnya adalah ‘Table Service Challenge’, yang mana peserta harus
melayani pelanggan dengan pesanan secepat mungkin tanpa melakukan kesalahan.
Terakhir, ujian untuk membuktikan mereka #madeformixing, yaitu ‘Perfect Serve Challenge’ yang mengharuskan para bartender membuat dan menyajikan dua koktail Monkey Shoulder, Rob Roy dan Ginger Monkey, secepat dan seakurat mungkin.
Peserta dinilai berdasarkan
kecepatan, keseimbangan, rasa dan yang paling penting adalah membuat pelanggan senang. Dua peserta dengan skor tertinggi kemudian berhadap-hadapan dalam tantangan ‘Round Building’, yang terdiri dari babak semi-final dan final.
Para finalis berpacu dengan waktu untuk membuat 6 minuman di semi-final, dan 10 minuman di final. Penentuan juara dalam Ultimate Bartender Champion bergantung pada standar tertinggi dari
panel juri dengan pertanyaan: apakah mereka akan membayar minuman berdasarkan keakuratan bahan dan metode, kecepatan, dan tentu saja rasanya.
Selain memperluas kompetisi ke lebih banyak bartender di Indonesia, Ultimate Bartender Championship juga akan digelar di India, Malaysia, Singapura, dan Thailand dalam dua bulan ke depan. (Tri Wahyuni)