JAKARTA (Suara Karya) : Menjelang Kongres FIFA 16 Maret 2023 di Kigali, Rwanda, Afrika muncul berbagai pertanyaan, siapa yang layak menjadi orang nomor satu dalam organisasi sepak bola dunia.
“Bila dipantau dari jumlah anggota, klub sepak bola, masyarakat bermain sepakbola dan penonton terbanyak serta tuan rumah tersukses ada di daratan Asia. Sudah selayaknya figur Presiden FIFA datang dari kawasan negara Asia, ” tegas Prof. Djohar Arifin Husin Ph.D. ex Ketua Umum PSSI di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Djohar Arifin Husin yang juga Ex FIFA Committee Member menegaskan, apalagi sejak berdirinya FIFA 21 Maret 1904 di Paris Francis, belum pernah orang Asia menjadi Presidennya.
Begitu juga sejak berdirinya 7 asosiasi
sepakbola negara Eropa yaitu Prancis, Belgia, Belanda, Denmark, Spanyol, Swedia dan Swis, Presiden perdananya Robert Gueri wartawan senior dari Paris. Bahkan hingga saat ini Presiden FIFA sudah silih berganti.
Yang datang dari daratan Eropah telah delapan kali menjadi Presiden FIFA. Adapun dari benua Amerika Latin yang pernah menjadi orang nomor satu FIFA yaitu Joao Havelange dari Brazil merupakan presiden FIFA terlama, bertahan selama 24 tahun.
Sedang dari Afrika yang pernah memimpin FIFA walaupun singkat 5 bulan yaitu Isa Hayato dari Kamerun. Kendati sudah 118 tahun FIFA berdiri dan tidak satupun presidennya berasal dari Asia, ini rasanya hal yang sangat tidak adil di organisasi olahraga yang mengedepankan Fair Flay terpopuler di jagat raya ini. Jika orang Asia pimpin FIFA tentu perhatian untuk pembangunan sepakbola di Asia semakin tinggi.
“Melalui catatan tersebut, sudah saatnya orang Asia memimpin FIFA, “tegas Djohar Arifin Husin yang juga Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra
itu.
Djohar melanjutkan, dengan berbagai alasan dan pertimbangan sudah selayaknya orang Asia memimpin sepakbola dunia yaitu menjadi Presiden FIFA. Oleh karena itu menjelang Kongres FIFA, organisasi sepakbola Asia harus mempersiapkan tokoh sepakbola yang paling pantas memimpin sepakbola dunia.
Tengku Abdullah
“Calon Presiden FIFA tentunya harus bisa diterima negara- negara anggota FIFA. Figur yang layak menjadi Presiden FIFA datang dari kawasan Asia adalah Tengku Abdullah dari Malaysia, ” tegas Djohar Arifin Husin.
Menurutnya, Tengku Abdullah saat ini mempunyai jabatan cukup penting sebagai Vice President of FIFA, dan Exco Member of FIFA. Miliki pengalaman luar biasa di sepakbola, pernah jadi pengurus AFF, AFC dan Presiden Bolasepak Malaysia.
Bahkan Jabatan kenegaraan saat ini katanya, sebagai Yang Dipertuan Agong atau Raja Malaysia dan juga Sultan di Negeri Pahang. Jabatan Yang Dipertuan Agong Raja Malaysia akan berakhir tahun 2024.
Hal itu tentunya akan lebih lapang waktunya mengurus sepakbola dunia. Perkiraan dukungan akan datang dari negara-negara Asia. Begitu juga negara-negara Persemakmuran.
Karena Malaysia bagian dari negara bekas koloni Inggeris dan juga bias diminta dukungan dari anggota organisasi negara-negara Islam yang tergabung dalam-OKI.
Djohar berharap, organisasi sepakbola Asia AFC dan organisasi sepakbola Asia Tenggara AFF berperan aktif memperjuangkan Dipertuan Agong Tengku Abdullah menjadi Presiden FIFA 2023-2027.
“Dengan perhitungan dan dukungan
mayoritas suara ke Tengku Abdullah, semoga terpilih jadi Presiden FIFA dalam Kongres yang akan dilaksanakan 16 Maret 2023 di Kigali, Rwanda, Afrika, ” tambah Djohar lagi. (Warso)