
JAKARTA (Suara Karya): Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, menyebutkan akselerasi pemulihan ekonomi yang terus berlanjut yang didorong oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat pascapencabutan PPKM, serta berlangsungnya beberapa HBKN seperti Imlek, Nyepi, dan awal Ramadan. Kondisi ini diamini oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis ekonomi Jakarta tumbuh 4,95% (yoy), pada triwulan I 2023.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengungkapkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta terutama bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi. Sementara itu dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan terutama bersumber dari Informasi dan Komunikasi, Perdagangan, serta Jasa keuangan.
“Ke depan, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II 2023 diprakirakan meningkat seiring dengan berlangsungnya momen HBKN Idulfitri. Perbaikan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II 2023 juga tercermin dari hasil survei Bank Indonesia antara lain survei konsumen (SK), survei penjualan eceran (SPE) dan survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang menunjukkan perbaikan,” kata Arlyana di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Berdasarkan perkembangan tersebut lanjut Arlyana, secara keseluruhan tahun 2023 perekonomian DKI Jakarta diperakirakan akan tetap tumbuh tinggi pada kisaran 4,80%-5,60% didorong oleh konsumsi RT yang semakin meningkat, realisasi belanja Pemerintah yang lebih tinggi, serta kinerja ekspor yang masih tinggi utamanya ekspor jasa seiring prospek perekonomian dunia yang lebih positif pasca reopening Tiongkok.
Menurutnya, prospek tersebut juga disertai dengan prospek penyaluran kredit yang diprakirakan tumbuh tinggi pada kisaran 9-11% (yoy) pada 2023. Dari sisi inflasi, Inflasi Jakarta pada 2023 diprakirakan kembali dalam rentang sasaran 3±1% sejalan dengan sinergi dan kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Dia mengungkapkan, untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi Jakarta di tengah berbagai potensi risiko yang muncul, perlu dilakukan sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak melalui lima strategi, yaitu:
- Menjaga keberlangsungan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dengan menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi agar tetap rendah dan stabil dalam rentang sasaran yang ditetapkan dengan memperkuat strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif); mensukseskan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta menyalurkan bansos secara tepat waktu dan tepat sasaran
- Mengoptimalkan dan mengakselerasi realisasi belanja Pemerintah, termasuk Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah
- Mendorong kinerja investasi melalui pembangunan proyek Program Strategis agar dapat sesuai dengan rencana serta peningkatan iklim dan kemudahan investasi terutama di periode jelang Pemilu, termasuk event promosi investasi (Jakarta Investment Forum Agustus 2023)
- Mendorong digitalisasi UMKM baik dari sisi pemasaran dan sistem pembayaran (QRIS), serta expo UMKM untuk pembangunan ekonomi yang inklusif (Jakarta Kreatif Festival 16-18 Juni 2023)
- Mengoptimalkan lima sektor utama dengan pangsa terbesar dan mengembangkan sektor potensial untuk mempersiapkan pertumbuhan ekonomi Jakarta pasca IKN 2024 yang berkelanjutan yaitu sektor pariwisata-akamamin, transportasi dan pergudangan, serta jasa pendidikan-kesehatan
Namun demikian, berbagai upaya tersebut diharapkan dapat terus mengakselerasi pemulihan ekonomi DKI Jakarta ke depan guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi dan lebih inklusif serta dapat mengendalikan laju inflasi Jakarta di sekitar sasaran yang telah ditetapkan. (Pram)