Suara Karya

Kontribusi Kebaya dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

JAKARTA (Suara Karya): Berkebaya tidak saja melestarikan kebudayaan nasional, tetapi juga ikut menggerakkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Tanah Air. Karena kebaya hampir 100 persen buatan pengrajin dalam negeri.

“Mengajak berkebaya itu sama saja seperti mengajak masyarakat untuk cinta produk lokal. Kecintaan itu akan mendongkrak ekonomi pengrajin dalam negeri,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki dalam penutupan Kongres Berkebaya Nasional (KBN) 2021 yang digelar daring, Selasa (6/4/2021).

Teten memuji pelaksanaan KBN 2021 yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan warisan budaya luhur. “Semoga setelah KBN ini perekonomian nasional semakin baik. Perempuan memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Karena sekitar 60 persen pelaku UMKM adalah kaum perempuan,” kata Teten menandaskan.

Ketua Panitia KBN 2021, Lana T Koentjoro mengatakan, KBN menghasilkan sejumlah rekomendasi. Diantaranya mengembangkan potensi ekonomi kebaya sebagai pendukung gerakan budaya.

“Kami akan terus melakukan edukasi dan penyuluhan untuk pemberdayaan dan pengembangan UMKM dalam bidang fashion, termasuk kebaya di dalamnya melalui workshop dan balai latihan kerja luring maupun daring,” kata Lana.

Pihaknya juga melakukan pemasaran digital untuk menjangkau pasar lebih luas. Kolaborasi dengan berbagai kementerian, swasta dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan UMKM.

“Perlu juga disusun program, agenda dan tema tahunan serta kewajiban berkebaya bukan hanya di kalangan PNS tapi semua elemen masyarakat. Kami akan bekerja sama dengan semua pihak untuk mengajukan kebaya sebagai salah satu warisan dunia takbenda Indonesia,” ucap Lana menandaskan.

Dalam bagian akhir acara, KBN 2021 memberi penghargaan kepada 7 perempuan Indonesia yang berkontribusi aktif dalam pengembangan kebaya. Mereka adalah Martha Tilaar, Anne Avantie, Sundari Sukoco, Nafsiah Mboy, Endah Laras, Ni Luh Djelantik dan Christine Dessynta.

“Penghargaan itu diberikan karena konsistensi dalam berkebaya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berkebaya setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Dan terus mempromosikan penggunaan kebaya pada semua kalangan,” kata Lana menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts