Kreativitas Guru Diharapkan Bentuk Karakter Siswa dalam Pembelajaran Daring

0

JAKARTA (Suara Karya) : Mensiasati dunia belajar bagi siswa dimasa pandemic Covid-19 sudah seharusnya dituntut kreativitas guru. Hal itu yang membuat guru melakukan metode daring dalam menyampaikan pelajaran pada siswa-siswinya.

“Menyadari hal tersebut, kelompok pengabdian pada masyarakat terintegrasi kuliah kerja nyata (KKN) menyelenggarakan Webinar Pendidikan yang bertema “Trend Pembelajaran Daring di Era New Normal,”tegas Dosen Pembimbing Program Studi Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dr. Iwan Sugihartono di Jakarta, kemarin.

Iwan mengatakan, sejak pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan pada peradaban manusia. Saat ditetapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka penanganan corona virus disease 2019 (Covid-19) seluruh aspek kehidupan masyarakat telah berubah.

Masyarakat diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan di era tatanan baru (new normal) untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pada era new normal, melalui Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 16 Tahun 2021 disampaikan bahwa setiap individu wajib menerapkan protokol kesehatan yang meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama (6M).

Di era new normal, tentunya aspek pendidikan pun sangat terdampak. Proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka. Sejak diberlakukannya PSBB sudah bergeser dalam bentuk dalam jaringan (daring).

Tentu saja ini menjadikan tantangan sendiri di dunia pendidikan. Agar pendidikan sebagai pondasi utama kemajuan bangsa dapat berjalan dengan baik. Proses adaptasi pembelajaran yang dilakukan secara daring harus cepat. Namun, pada kenyataannya banyak sekali problematika yang dikeluhkan tidak hanya oleh siswa, para guru dan orang tua pun merasakan bentuk pembelajaran daring pada prakteknya tidak mudah untuk diterapkan.

Iwan yang juga Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Jakarta mengatakan, kegiatan webiner
yang dibuka Dr. Wisnu Djatmiko, M.Si selaku Koordinator Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengelola KKN LPPM Universitas Negeri Jakarta serta dari Hj. Ummi Atiyah, SH selaku Kepala Sekolah SMA PKP Jakarta Islamic School terlaksana dengan dukungan teknis Alifia Nurul Hasanah, Fathiyyah Husna Sulaiman, Febyana Nur Aliffah, Grace Natalia, dan Putri Lidya Sari, bekerja sama dengan SMA PKP Jakarta Islamic School yang disponsori CV Jyotis Cemerlang.

Program ini pada prinsipnya merupakan kebijakan Universitas Negeri Jakarta yang menyadari betapa pentingnya tridarma perguruan tinggi. Melalui program ini, diharapkan mampu membantu menyelesaikan problematika yang sedang berkembang di tengah kehidupan masyarakat.

Sedang nara sumber dalam Webinar Pendidikan yang bertema “Trend Pembelajaran Daring di Era New Normal” Drs. Yayat W. Herianto, M.M., M.Ikom menyampaikan bahwa pembelajaran daring memberikan tantang tersendiri bagi guru.

Paradigma student centered learning paparnya, harus dijadikan landasan pada pembelajaran daring. Melalui paradigma tersebut, seorang guru harus mampu membuat konten pembelajaran yang kreatif dan inovatif, inspiratif, sistematis, serta mampu merangsang rasa ingin tahu bagi siswa.

Begitu juga guru harus memiliki kemampuan komunikasi yang luwes penuh inisiatif, friendly dengan teknologi digital, dan memiliki pengetahuan yang up to date. Dengan harapan, mampu melalukan interaksi pembelajaran yang optimal serta menginspirasi siswa untuk berpikir kritis melalui pembelajaran daring.

Sedang nara sumber kedua Prof. Dr. Sarkadi, M. Si. menjelaskan mengenai keberhasilan dan pembelajaran tidak lepas dari peran kognitif dan kemampuan komunikasi guru dalam membangun karakter siswa.

Guru sebagai fasilitator katanya, harus mampu menggali potensi dan mengoptimalkan karakter yang dimiliki siswa. Berbagai model pembelajaran secara konseptual pun dipaparkan secara sistematis untuk memberikan ide bagi para peserta webinar yang mayoritas merupakan insan pendidik.
(Warso)