Kunjungi Jambi, Mendikbudristek Ingatkan ‘Learning Loss’ jika Tunda PTM Terbatas

0

JAKARTA (Suara Karya): Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengingatkan lagi soal ‘learning loss’, jika daerah terus menunda-nunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

“Kita tidak boleh lagi menunda-nunda PTM terbatas, agar ‘learning loss’ tidak semakin parah kondisinya,” kata Nadiem saat meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di Korem 042 Garuda Putih, Jambi, Selasa (21/9/21).

Penuntasan vaksinasi bagi PTK guna memberi rasa aman dan nyaman bagi peserta didik, yang mulai menjalani PTM terbatas di tengah pandemi covid-19. Meski sudah divaksinasi, orangtua dan satuan pendidikan tetap diminta untuk menerapkan protokol kesehatan mulai dari rumah, selama di sekolah hingga kembali lagi ke rumah.

Nadiem menegaskan, PTM terbatas merupakan amanat dari Presiden RI Joko Widodo. Katanya, “Jangan PTM terbatas yang ‘mengejar’ vaksinasi. Tapi, vaksinasi yang ‘mengejar’ PTM terbatas.”

“Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan dapat berdampak negatif yang menyebabkan anak-anak Indonesia sulit mengejar ketertinggalan,” ujarnya.

Dampak negatif itu, antara lain, dilihat dari aspek putus sekolah, penurunan capaian pembelajaran dan kesehatan mental serta psikis anak-anak, di mana semuanya bisa berisiko lebih besar.

“Kami minta kepada pemerintah daerah untuk menyelamatkan anak-anak kita dari learning loss. Penerapan PTM terbatas harus sesuai dengan SKB Empat Menteri,” tuturnya.

Mendikbudristek juga menyampaikan, sesuai Instruksi Mendagri, vaksinasi PTK bukan syarat PTM terbatas. Sekolah yang berada di wilayah PPKM level 1 sampai 3 dapat melakukan PTM terbatas, apalagi jika PTK di sekolah tersebut sudah divaksinasi. Sekolah wajib memberi opsi PTM terbatas dan PJJ.

“Orangtua atau wali siswa tetap berhak menentukan metode pembelajaran terbaik bagi anak. Guna memantapkan keputusan itu, pemerintah terus mengupayakan vaksinasi bagi pelajar usia 12 tahun ke atas, meski vaksinasi pelajar juga bukan syarat digelarnya PTM terbatas,” ucap Nadiem.

Gubernur Jambi, Al Haris menyampaikan, saat ini sekitar 87 persen masyarakat Kota Jambi telah divaksinasi. Program percepatan vaksinasi di Jambi menargetkan 10 ribu PTK, peserta didik dan warga sekitar sekolah yang ada di Kota Jambi dan Muaro Jambi. Kegiatan berlangsung selama 5 hari, yaitu 20-24 September 2021.

Penerima vaksinasi yang juga siswi kelas XI SMA Negeri 1 Jambi, Sonia Queensya mengaku senang bisa divaksinasi. Karena dia mengaky sudah tak sabar lagi ingin ikut PTM terbatas. “Bosan belajar dari rumah. Ingin belajar di kelas dan bertemu dengan teman-teman,” ujarnya.

Keinginan agar anaknya bisa kembali ke sekolah disampaikan Desi Ayu Ferdita, orangtua siswa yang ikut vaksinasi di Korem 042 Garuda Putih bersama putrinya, Aurel Nazwa Oktavia. “Saya senang sekali akhirnya Desi bisa kembali ke sekolah. Karena saya lihat dia sering terlihat kesulitan selama belajar daring,” tutur Desi.

Dalam bagian akhir sambutannya, Mendikbudristek mengucapka terima kasih kepada Danone Indonesia yang telah memfasilitasi percepatan penuntasan vaksinasi bagi PTK dan warga sekolah lainnya.

“Melalui kemitraan ini, kita perlihatkan ke masyarakat pentingnya gotong royong untuk bangkit dari pandemi. Karena pendidikan adalah tanggung jawab seluruh elemen bangsa, termasuk sektor swasta,” katanya.

Direktur Hubungan Pemerintahan Danone Indonesia, Rahmad Hidayat menyampaikan terima kasih kepada Kemdikbudristek atas kesempatan yang diberikan kepada Danone Indonesia untuk ikut menyukseskan penuntasan vaksinasi dalam usaha mempercepat pelaksanaan PTM terbatas.

Ia mengatakan, percepatan vaksinasi bagi PTK perlu dilakukan secara bersama-sama. Karena dunia pendidikan tidak boleh kalah dari Covid-19. (Tri Wahyuni)