Suara Karya

Lewat IISMA, Mendikbudristek Dorong Mahasiswa Kuliah di Luar Negeri

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan Program Beasiswa Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia (Indonesian International Students Mobility Awards/IISMA).

Lewat IISMA, mahasiswa didorong kuliah selama 1 semester (6 bulan) di kampus mitra Kemdikbudristek di luar negeri. Diharapkan, program tersebut dapat memperkaya wawasan mahasiswa atas dunia global, selain memenuhi kompetensi sesuai minat dan bakatnya.

“Peserta program IISMA ini sepenuhnya didanai oleh LPDP,” kata Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim dalam peluncuran Program IISMA secara daring, Rabu (12/5/21).

Peluncuran tersebut juga dihadiri para Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di luar negeri, Duta Besar negara sahabat maupun perwakilannya dan para rektor perguruan tinggi baik di Indonesia maupun luar negeri.

Nadiem menambahkan, lingkungan belajar yang beragam akan memberi dampak positif terhadap pengembangan potensi individu. “Jika kita ingin mahasiswa mempertajam pemikiran dan mengejar mimpinya, kita harus mentransformasi sistem pendidikan tinggi agar lebih relevan dengan dunia di luar kampus,” ujarnya.

Soal makna kebhinekaan global dalam Profil Pelajar Pancasila, Nadiem menjelaskan, pertukaran mahasiswa ke luar negeri juhga dapat memperkaya pengalaman, membangun kepercayaan diri, serta memupuk persahabatan internasional.

“Ini yang kita kenal dengan kebhinekaan global di Profil Pelajar Pancasila,” ucapnya.

Ditegaskan, Program IISMA dapat disetarakan hingga 20 SKS (satuan kredit semester) dengan kompetensi prodinya, melalui mata kuliah dan aktivitas pengembangan diri yang diminati dan sesuai dengan persyaratan yang berlaku di perguruan tinggi mitra di luar negeri.

“Lewat IISMA, mahasiswa yang memenuhi syarat, terlepas dari latar belakang dan asal perguruan tinggi, akan dapat kredit dari perguruan tinggi luar negeri yang menjadi mitra,” ujarnya

Mahasiswa difasilitasi untuk meraih capaian pembelajaran sesuai minat dan bakatnya. Setelah lulus sarjana, mereka dapat bersaing di dunia lapangan kerja hingga ke tingkat global.

Selain IISMA, LPDP juga mendanai berbagai program Kampus Merdeka lainnya seperti Kampus Mengajar, Magang bersertifikat dan Pertukaran Mahasiswa.

“Berbeda dari sebelumnya, perguruan tinggi kini punya keleluasaan untuk berinovasi dalam pengembangan kurikulum sesuai tujuan strategis. Mereka juga bisa mengembangkan kemitraan dengan industri dan merancang keunggulan dari kampus masing-masing,” ucapnya.

Nadiem menyebutkan Program IISMA diikuti 73 perguruan tinggi mitra dari 31 negara. Jumlahnya akan ditingkatkan terus agar makin banyak mahasiswa Indonesia yang merasakan pendidikan di luar negeri.

“Kehadiran rektor, atase pendidikan dan kebudayaan, kepala kantor urusan internasional di perguruan tinggi memberi saya harapan program IISMA akan mengubah hidup mahasiswa Indonesia menjadi lebih baik lagi,” katanya.

Dirjen Pendidikan Tinggi Nizam berharap perguruan tinggi di Tanah Air terlibat aktif dalam Program IISMA. Hal itu bagian dari kebijakan Program Kampus Merdeka, yaitu kemitraan di kancah internasional.

“Selain kuliah 1 semester di kampus luar negeri, pengalaman belajar di luar kampus bisa dilakukan lewat magang, kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah pedesaan, mengajar di sekolah, ikut proyek riset hingga mengambil kursus mikrokredensial bersertifikat. Harapannya mahasiswa lebih siap ke dunia nyata setelah lulus,” katanya.

Nizam menambahkan, program IISMA juga dapat memperkuat dan membuka kerjasama internasional antara perguruan tinggi di Indonesia dengan mitra di luar negeri. Dengan demikian, terjadi transformasi pendidikan tinggi Indonesia ke arah yang lebih baik.

Nizam menyebutkan, tantangan yang dihadapi dalam transformasi pendidikan tinggi Indonesia adalah desain kurikulum dan pengakuan kredit untuk kegiatan di luar kampus, ketersediaan dosen pendamping, program dan pendanaan.

“Karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak dalam menyukseskan program beasiswa IISMA menjadi penting,” ucapnya.

Untuk itu, lanjut Nizam, kurikulum juga perlu ditingkatkan melalui program studi berstandar internasional, pembelajaran kolaboratif dan partisipatif, serta kerja sama dengan perguruan tinggi kelas dunia. Solusi pendanaan ditempuh berbagai skema, kebijakan pengakuan kredit dan pengakuan kegiatan Kampus Merdeka sebagai bagian dari kinerja dosen.

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso menyatakan, IISMA merupakan terobosan yang baik. Dukungan LPDP untuk program itu meliputi hampir semua pembiayaan yang dibutuhkan mahasiswa untuk belajar di luar negeri. Selebihnya, mahasiswa hanya perlu berusaha gigih agar lolos seleksi dan diterima di program tersebut.

“Selain uang pendaftaran dan SPP yang diberikan langsung ke perguruan tinggi mitra, kami juga menyediakan biaya perjalanan PP kelas ekonomi dari kota asal ke kota tujuan belajar, biaya hidup bulanan di negara tujuan sesuai ketentuan LPDP,” kata Dwi.

Selain itu, LPDP juga memberi asuransi kesehatan selama program, termasuk biaya tes PCR saat pemeriksaan covid-19 sebelum berangkat ke negara tujuan dan saat kembali ke Indonesia. Dan biaya lain seperti penerbitan visa dan pendanaan atas keadaan darurat (yang mungkin terjadi) secara kolektif.

Dwi Larso menambahkan, tahun ini kuota beasiswa tersedia untuk 1.000 mahasiswa terbaik untuk belajar di universitas top dunia. “Ini adalah kesempatan emas, karena itu kami dorong mahasiswa untuk dapat pembelajaran terbaik dan berjejaring di tingkat global,” kata Dwi Larso menandaskan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Dikti, Kemdikbudristek, Aris Junaidi, menyampaikan, perguruan tinggi asing yang berpartisipasi dalam IISMA sudah mengirim proposal terkait ketentuan protokol kesehatan dan syarat lain yang harus dipenuhi mahasiswa sebelum berangkat ke luar negeri.

“Sudah banyak perguruan tinggi top dunia yang siap menerima mahasiswa kita, seperti Inggris Raya, Amerika Serikat, Singapura, Kanada, Malaysia, Korea Selatan. Sementara itu, Australia dan Selandia Baru belum bisa karena masih dalam situasi lockdown,” kata Aris.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dan mahasiswa yang tertarik dapat mengakses https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/ atau https://beasiswa.kemdikbud.go.id/ (Tri Wahyuni)

Related posts