JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikburistek) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Relawan Covid-19 Nasional (RECON), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), dan Pemuda Pelajar Merdeka (PPM) menggelar kompetisi video TikTok dengan tema #CeritaSalingBantu.
Kompetisi itu mengajak anak muda, mahasiswa dan pelajar SMA untuk secara aktif menceritakan pengalaman selama membantu penanganan pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi di masyarakat.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), Kemdikbudristek, Nizam memberi apresiasi atas sikap peduli dan pantang menyerah dari para RECON dalam berkarya untuk kemanusiaan, bangsa dan negara Indonesia. Sampai saat ini perjuangan dalam menangani pandemi Covid-19 masih terus berjalan.
“Saya yakin kalau kita mau peduli dan selalu menjaga protokol kesehatan, bukan mustahil kita dapat mengatasi pandemi ini,” kata Nizam pada Peluncuran Kompetisi Video TikTok #CeritaSalingBantu secara daring, Sabtu (24/7/21).
Guru Besar FKM UI Fatma Lestari menyampaikan kompetisi video TikTok merupakan kampanye dengan cara baru yang menciptakan kolaborasi lintas program antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lain. Ide kompetisi video bermula darinya, kemudian disampaikan ke Kemdikbudristek, Kemkominfo dan Disaster Research & Response Center Universitas Indonesia (UI).
“Dulun, ketika terjadi pandemi virus Spanyol, cara komunikasinya dilakukan melalui wayang. Kalau zaman sekarang, bisa lewat TikTok. Kita sesuaikan dengan masanya saja,” katanya.
Fatma menambahkan, kompetisi video Tiktok merupakan pendekatan baru yang dianjurkan WHO dan badan dunia lain. Menurutnya, cara atau strategi komunikasi itu bagus karena secara aktif mengajak ‘risk communication’ and ‘community engangement’.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Donny Budi Utoyo menyambut baik kolaborasi ini. Ia optimis Indonesia akan segera pulih, perekonomian akan segera bangkit dengan cara kampanye yang menarik, seperti TikTok dan media sosial lainnya.
“Bicara komunikasi digital, bambu runcing dulu digunakan para pejuang diganti dengan produk gadget. Bagaimana gadget itu digunakan untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik,” katanya.
Menurut Donny, Indonesia mempunyai 202 juta pengguna internet atau 75 persen dari total penduduk Indonesia. Untuk mengejar ‘herd immunity’ atau kekebalan kelompok membutuhkan 60-70 persen dari populasi. (Tri Wahyuni)