Lima Seniman Muda Raih Penghargaan Basoeki Abdullah Art Award 2019

0

JAKARTA (Suara Karya): Lima seniman muda Indonesia terpilih sebagai peraih Penghargaan Basoeki Abdullah Art Award (BAAA) 2019. Mereka adalah Galih Reza Suseno, Dyan Condro, Ajar Ardianto, Yanuar Ikhsan Pamuji dan Alfiah Rahdini.

Penghargaan BAA Award 2019 diserahkan secara simbolik oleh Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Sri Hartini di Auditorium Museum Basoeki Abdullah, di Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Dijelaskan, BAA Award diadakan untuk memberi ruang kepada seniman muda dari berbagai daerah di Indonesia untuk berkompetisi. Karena bakat dan ide kreatif seniman diuji melalui proses kreatif dalam sebuah kompetisi yang mempunyai daya saing dan daya tahan yang lebih beragam.

“Melihat 263 karya seni datang dari berbagai pelosok negeri, hal itu membuktikan Indonesia tidak pernah kehabisan generasi kreatif untuk meneruskan semangat pelukis Basoeki Abdullah,” tuturnya.

Ditambahkan, kompetisi BAA Award merupakan wadah penyebaran informasi oleh Museum Basoeki Abdullah untuk menempatkan seniman besar itu sebagai sumber inspirasi bagi para pelukis muda Indonesia. Terutama tema-tema yang diusung pelukis Basoeki Abdullah tidak pernah lekang oleh waktu.

Hal senada dikemukakan Kepala Museum Basoeki Abdullah, Maeva Salma. Kompetisi tiga tahunan BAA Award digelar mulai April hingga Agustus 2019. Terkumpul 263 karya dari 219 seniman usia 17-30 tahun.

Setelah itu, lanjut Maeva, karya diseleksi kembali, hingga terpilih 40 karya sebagai nominasi. Proses seleksi selanjutnya, juri memilih 5 karya terbaik. “Menariknya, medium yang digunakan peserta bervariasi mulai dari lukisan, patung, fotografi hingga instalasi. Perbedaan medium itu, memberi tantangan tersendiri bagi para juri,” ujarnya.

Disebutkan, tim juri terdiri dari pengamat seni dan pendidik di Universitas Pelita Harapan (UPH), Amir Sidharta, kurator seni dan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Djuli Djatiprambudi, Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Irawan Karseno, kurator dan staf lengajar ISI Yogyakarta, Mikke Susanto serta kurator serta dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB), Rikrik Kusmara.

Untuk para pemenang, lanjut Maeva, selain dapat hadiah uang tunai Rp25 juta, karya mereka juga akan dipamerkan di Museum Basoeki Abdullah. Termasuk 40 karya seniman yang masuk nominasi. Karya mereka dipamerkan selama satu bulan penuh pada 25 September hingga 25 Oktober 2019.

Anggota dewan juri BAA Award, Mikke Susanto menjelaskan, kompetisi kali ini mengambil tema remitologisasi. Tema itu dinilai menarik, karena mitos memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Mitos tak sekadar berfungsi sebagai impian dan fantasi.

“Tema itu diusung guna menantang seniman muda bagaimana melihat mitos sebagai sebuah inspirasi baru, sebagai kajian. Karena seniman tidak ada di satu titik tertentu. Mitos yang muncul hari ini, bisa di wilayah sains atau agama,” katanya.

Karya bertema mitologi milik Basoeki Abdullah, antara lain, lukisan Djoko Tarub, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri dan sejumlah lukisan bertema dunia perwayangan. (Tri Wahyuni)