Suara Karya

LLDikti Wilayah III Ajak Kalangan Guru Besar Gelorakan Semangat MBKM

JAKARTA (Suara Karya): Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III mengajak kalangan guru besar untuk menggelorakan semangat merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) di kampus. Hal itu merupakan bagian dari transformasi pendidikan tinggi.

“Guru besar harus bisa menjadi agen perubahan di kampusnya masing-masing. Sehingga tercipta iklim pengajaran yang berkualitas dan berdaya saing,” kata Kepala LLDikti Wilayah III, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Paristiyanti Nurwardani, di Jakarta, Kamis (7/4/22).

Penegasan itu disampaikan dalam acara silaturahmi dengan kalangan guru besar (profesor) dari sejumlah perguruan tinggi di bawah kewenangan LLDikti Wilayah III, DKI Jakarta.

Dukungan guru besar, menurut Paris, sangat diperlukan di tengah ketatnya persaingan global. Sehingga lulusan perguruan tinggi memiliki kemampuan dan kualitas yang mumpuni untuk bersaing di dunia kerja.

“Jumlah guru besar di perguruan tinggi yang ada di LLDikti Wilayah III terus bertambah setiap tahun. Ini patut kita syukuri, karena keberadaan guru besar diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran,” kata Paris.

“Seorang guru besar harus bisa menjadi agen perubahan dalam sebuah institusi. Membantu perguruan tinggi dalam melakukam tata kelola, cara kerja dan menginspirasi tenaga pengajar lainnya untuk terus berkembang ke jenjang yang lebih tinggi.

Ditambahkan, perguruan tinggi juga harus mampu memfasilitasi warga kampus dengan sarana dan prasarana pengajaran yang memadai, termasuk dosen pegawai negeri sipil dengan status dipekerjakan (PNS Dpk) ditempatkan di PTS.

Para dosen itu, lanjut Paris, termasuk PNS Dpk juga memiliki kewajiban yang sama untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tak hanya mengajar, ada kewajiban penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaporkan melalui Beban Kerja Dosen (BKD).

“Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat jangan dilupakan. Karena Indonesia diprediksi menjadi negara ekonomi terbesar ke-7 di dunia ada 2030. Capaian itu melibatkan perguruan tinggi lewat penelitian dan pengembangan teknologi bersama industri,” tuturnya.

Guna memenuhi harapan itu, Paris menyebut, LLDikti Wilayah III telah membentuk Klinik Matching Fund Kedai Reka yang dibuka hingga 30 April 2022. Program tersebut merupakan bentuk transformasi pendanaan bagi dosen dan mahasiswa.

Upaya itu, diharapkan, perguruan tinggi dapat meraih 8 Indikator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan Kemdikbudristek. Delapan indikator itu, antara lain, lulusan dapat pekerjaan yang layak; mahasiswa dapat belajar di luar kampus; pertukaran pelajar, magang/praktik kerja; asistensi mengajar di satuan pendidikan; riset/penelitian dan proyek kemanusiaan

Selain itu masih ada program wirausaha, studi/proyek independen, membangun desa /kuliah kerja nyata tematik. Dosen
berkegiatan di luar kampus, praktiksi mengajar dalam kampus, hasil kerja dosen digunakan, program studi berstandar Internasional, kelas yang kolaboratif dan partisipatif serta program studi kerja sama mitra kelas dunia.

Karena itu, guru besar sebagai agen perubahan diminta ikut menggelorakan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) agar tercapai 8 IKU tersebut. “Guru bisa memberi arahan, pencetus awal bidang akademik, khususnya penerapan MBKM,” kata Paris menegaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts