Suara Karya

‘LSF Goes to Campus’ Masyarakatkan Gerakan Budaya Sensor Mandiri

JAKARTA (Suara Karya): Lembaga Sensor Film (LSF) menggandeng 21 perguruan tinggi guna memasyarakatkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di kalangan mahasiswa. Penandatangan naskah kerja sama dilakukan di Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan, kegiatan budaya sensor mandiri dapat disinergikan dengan program dalam Tri Dharma perguruan tinggi. Upaya itu sekaligus mendukung kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Sehingga budaya sensor mandiri menjadi gerakan nasional.

“LSF sebagai lembaga yang dekat dengan dunia pendidikan dan kebudayaan dalam konteks ini, memberi kesempatan generasi muda di kampus untuk ikut melakukan sosialisasi budaya sensor mandiri,” ujar Rommy.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayan (Menko PMK) Muhadjir Effendy usai membuka acara, menyatakan dukungannya terhadap kerja sama LSF dengan perguruan tinggi.

“Ini adalah momen yang tepat. Melibatkan generasi muda untuk ikut menjaga budaya Indonesia melalui Gerakan Sensor Mandiri.” ujar Muhadjir.

Sementara itu, Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Meutya Viada Hafid mengatakan, LSF harus menjadi lembaga yang selalu terbuka dan melibatkan masyarakat, termasuk perguruan tinggi agar film yang ditonton diterima oleh masyarakat.

“LSF tak boleh merasa memiliki ilmu sendiri untuk melakukan sensor, tapi melibatkan seluruh unsur masyarakat terutama unsur dari kampus atau akademik,” ujarnya.

Untuk itu, DPR mendorong LSF untuk meningkatkan sosialisasi budaya sensor mandiri dalam membangun kemandirian sekaligus kesadaran masyarakat secara bersamaan.

“Saya yakin mengubah bangsa menjadi lebih baik adalah tugas kita bersama bukan hanya LSF, DPR atau pemerintah, tetapi kita sebagai masyarakat,” kata Meutya.

Lingkup kerja sama antara LSF dan 21 perguruan tinggi, antara lain penguatan regulasi dan kebijakan, advokasi dan pemantauan, penelitian dan pertukaran informasi, penempatan mahasiswa magang, pengabdian masyarakat, kuliah umum, workshop dan diskusi ilmiah lainnya, serta pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas sarana dan prasarana untuk kepentingan percepatan sosialisasi Gerakan Budaya Sensor Mandiri.

Adapun 21 perguruan tinggi yang terlibat antara lain Akademi Film Yogyakarta, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, Institut Seni Indonesia Padang Panjang, Universitas Islam Malang, Universitas Islam Negeri Gunung Djati Bandung, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

Selanjutnya ada Universitas Jember, Universitas Nasional, Institut Pertanian Bogor, Universitas Tanjung Pura, Universitas Al Azhar Indonesia, Universitas Al Asyariah Mandar, Universitas Mercu Buana Jakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Nahlatul Ulama Indonesia dan Universitas YARSI. (Tri Wahyuni)

Related posts