
JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan Program Penggerak Muda Pasar Rakyat. Mahasiswa diajak untuk ikut membangun ekonomi bangsa.
Kerja sama program ditandai melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama secara virtual oleh Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemdikbudristek, Nizam dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan (18/1).
Peluncuran program dihadiri 76 pimpinan perguruan tinggi dan 11 pimpinan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) di seluruh Indonesia.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyambut baik Program Penggerak Muda Pasar Rakyat, yang menjadi salah satu program Kampus Merdeka. Program itu sesuai filosofi Kampus Merdeka yakni kolaborasi dan gotong royong bersama masyarakat.
“Ini nantinya akan masuk dalam Program
Magang Bersertifikat yang didesain untuk mahasiswa agar dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya, guna memberi dampak penguatan dan pemberdayaan pasar secara konkret,” ujarnya.
Karena di masa peralihan pandemi, lanjut Nadiem, ide-ide brilian dari mahasiswa sangat dibutuhkan untuk membangun perekonomian Indonesia. Program Penggerak Muda Pasar Rakyat dapat menjadi wadah bagi mahasiswa berkolaborasi dengan mahasiswa lain untuk menciptakan pasar rakyat di daerah masing-masing.
“Mahasiswa dapat bergotong-royong dengan rakyat di masa pemulihan untuk membangun perekonomian dengan cara menguatkan Pasar Rakyat. Diharapkan Pasar Rakyat bisa jadi penggerak ekonomi di Indonesia,” kata Nadiem.
Hal itu diamini Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Ia mengungkapkan, program magang bersertifikat Penggerak Muda Pasar Rakyat ini akan membantu Kemendag untuk memberdayakan kembali Pasar Rakyat yang terdampak pandemi melalui digitalisasi ekonomi.
Menurut Lutfi, hal itu bisa menjadi kesempatan luar biasa bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam program Kampus Merdeka yang digagas Kemdikbudristek.
“Saya yakin Penggerak Muda Pasar Rakyat akan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia di masa depan,” katanya.
Plt Dirjen Diktiristek Nizam, menyampaikan program Penggerak Muda Pasar Rakyat bisa diikuti seluruh mahasiswa dari berbagai program studi dan wilayah. Program itu akan menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk menciptakan digitalisasi di pasar-pasar tradisional Indonesia, sehingga mereka bisa lebih hidup.
“Mahasiswa mampu berkolaborasi baik itu lintas program studi mulai dari sains, ‘engineering’, ilmu sosial, dan sebagainya. Lintas keilmuan itulah yang akan berdampak penuh bagi mitra sasaran di luar sana,” paparnya.
Sementara itu, Oke Nurwan menyatakan, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Pasar Rakyat akan membantu menggerakkan roda perekonomian nasional dengan baik dan bisa menerapkan standar manajemen yang sesuai. Pasar Rakyat akan selalu bisa beradaptasi dengan perkembangan terkini.
“Hingga saat ini, ada 16.235 Pasar Rakyat yang masih terbelakang kondisinya, seperti kumuh, kotor dan tidak memiliki manajemen yang baik. Baru 46 Pasar Rakyat yang memenuhi standar nasional. Karena itu program Penggerak Muda Pasar Rakyat memiliki target atau capaian untuk melakukan perbaikan mulai dari fisik hingga sistem manajemen pasar,” tutur Oke Nurwan.
Program Penggerak Muda Pasar Rakyat akan dilaksanakan di 60 Pasar Rakyat di 15 kabupaten atau kota mulai dari Kota Palembang, Padang, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Samarinda, Gowa, Bogor, Banyumas, Malang, Surakarta, Kupang dan Manado.
Kemendag menargetkan program diikuti sebanyak 300 mahasiswa. Program tersebut disetarakan sebanyak 20 SKS yang dilaksanakan secara ‘hybrid’ baik daring atau luring. Beberapa kegiatan bagi mahasiswa dalam program ini, antara lain pelatihan ‘micro teaching’ sederhana terkait Pasar Rakyat, memberi atensi yang diperlukan, merancang rekomendasi dan evaluasi pelaksanaan Pasar Rakyat. (Tri Wahyuni)