
JAKARTA (Suara Karya): Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) terus mendapat dukungan dari perusahaan.
Hal itu terlihat pada Program MSIB yang tahun ini memasuki angkatan ke-4. Tercatat, ada 200 perusahaan yang menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemdikbudristek di Jakarta, Rabu (8/3/23).
Seremoni penandatanganan PKS akan memperkuat komitmen bersama serta mendorong terwujudnya sinergi yang lebih solid antara pelaksana Kampus Merdeka, perguruan tinggi, mitra program MSIB, serta pemangku kepentingan lainnya.
“Acara hari ini menunjukkan tanggung jawab pendidikan ada di pemerintah dan masyarakat. Semoga keterlibatan perusahaan dalam Program MSIB memberi sumbangsih yang positif bagi pendidikan di Indonesia,” kata Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati dalam sambutannya.
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai program, termasuk MSIB, berangkat dari konsep yang diajarkan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Katanya, dalam pendidikan semua adalah murid dan semua adalah guru.
“Lewat kerja sama ini dunia usaha dan dunia industri boleh menjadi guru untuk memberi pembelajaran terbaik kepada mahasiswa,” ujarnya.
Ditambahkan, Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan pendidikan berpusat pada siswa, kepentingan pengembangan potensi dan bakat siswa semaksimal mungkin, dan bukan pada kurikulum.
“Lewat Program MSIB, para mitra dapat menghadirkan inspirasi serta pengalaman belajar yang tidak dapat diperoleh mahasiswa dari pembelajaran di perguruan tinggi,” ujar Kiki.
Semua pembelajaran yang diperoleh mahasiswa selama di industri, lanjut Kiki, akan diakui kampus sebagai kredit pembelajaran. Dengan demikian, industri yang menjadi mitra MSIB menjadi ‘mini university’,” paparnya.
Kegiatan itu juga diikuti perwakilan dari 20 perguruan tinggi dengan serapan mahasiswa terbanyak dan 20 perguruan tinggi dari Wilayah Indonesia Bagian Tengah (WITA) dan Indonesia Bagian Timur (WIT).
Hadir 206 perwakilan mitra dari total 219 mitra MSIB Angkatan 4 yang terdiri dari 157 mitra magang dan 62 mitra studi independen.
Kepala Program MSIB, Wachyu Hari Haji, menerangkan Program MSIB Angkatan 4 diikuti 25.990 mahasiswa dari 34 provinsi di Indonesia. Mitra MSIB pada angkatan ini dari berbagai sektor industri.
“Industri terbanyak dari sektor teknologi dengan komposisi 22,1 persen. Perusahaan menjadi mitra MSIB Angkatan 4 terpilih melalui serangkaian proses seleksi,” katanya.
Perusahaan baru bisa menjadi mitra setelah siap secara administrasi, kurikulum dan pembelajarannya.
Selain memberi manfaat bagi para mahasiswa, menurut Wachyu, keterlibatan dalam Program MSIB juga memberi manfaat bagi para mitra. Salah satunya aspek rekrutmen talenta muda yang dapat mendukung pengembangan perusahaan.
Salah satu wakil mitra dari BTPN Syariah, Saenah Farida memberi apresiasi kepada Kemdikbudristek atas inisiasi dan implementasi Program MSIB.
“Program ini menjadi kolaborasi mutualisme antara pemerintah, mitra usaha, mahasiswa dan universitas. Terima kasih kepada Kemdikbudristek yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk ikut serta dalam kolaborasi ini,” ucap Saenah. (Tri Wahyuni)