Suara Karya

Ma’ruf Amin: Kakuatan Umat Berperan dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia

JAKARTA (Suara Karya): Pembangunan ekonomi di Indonesia, menjadi bagian yang sangat vital dalam pemerintahan, khususnya terkait upaya mensejahterakan rakyatnya. Karenanya, dalam pembangunan ekonomi kekuatan umat dinilai sangat besar perannya. Sebab, jika umatnya kuat maka bangsa akan kuat. Sebaliknya, bila umatnya lemah secara ekonomi maka bangsa ini akan lemah.

Demikian dikemukakan Calon wakil presiden, KH Ma’ruf Amin, saat menghadiri peluncuran buku ‘Arus Baru Ekonomi Indonesia’, karya M Azrul Tanjung dan penulis lainnya, di Jakarta, Selasa (13/11/2019).

“Pembangunan ekonomi itu harusnya dimulai dari bawah, ekonomi keumatan. Karena umat, bagian terbesar dari bangsa ini, kalau umatnya kuat maka bangsa akan kuat, kalau umatnya lemah secara ekonomi maka bangsa ini akan lemah,” ujar Ma’ruf dalam peluncuran buku Arus Baru Ekonomi Indonesia karya M Azrul Tanjung dan penulis lainnya di Jakarta, Selasa.

Buku tersebut merupakan pokok pikiran dari KH Ma’ruf Amin. Menurut Ma’ruf kondisi yang terjadi saat ini adalah aset hanya dimiliki segelintir orang saja. Dari situlah kemudian tercetus redistribusi aset agar masyarakat bisa memperoleh akses bahan yang dikuasai segelintir elit dan bisa didistibusikan.

Ma’ruf menjelaskan arus baru ekonomi Indonesia itu sejatinya merupakan upaya untuk mengimplementasikan sila kelima Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Ini merupakan ekonomi yang berkeadilan, ekonomi kerakyatan, ekonomi keumatan untuk menghilangkan berbagai kesenjangan disparitas baik antara kaya miskin antar pusat daerah antar satu daerah dengan daerah lain, juga untuk menghilangkan disparitas antara produk-produk nasional dengan produk luar sehingga tak terjadi kesenjangan,” katanya.

Ma’ruf membantah bahwa redistribusi bukanlah bagi-bagi tanah negara. Konsep ekonomi ini juga mengkolaborasi antara pengusaha yang lemah dengan yang kuat. Sehingga terjadi penguatan, baik yang bukan juga harus ini melemahkan yang kuat tetapi menguatkan yang lemah, sehingga terjadi penguatan baik pengusaha yang kuat, dan yang lemah sama-sama kuat.

“Kita harapkan ke depan itu sudah melakukan berbagai upaya baik melalui koperasi dengan pengusaha kuat, baik yang sifatnya itu aspek atau bidang finansial, adanya budidaya pertanian jagung, menanam singkong penanaman kacang bekerja sama dengan pengusaha kuat dengan seperti terjadi di beberapa daerah dan juga sektor riil dengan lalu juga ada di sektor jasa,” jelas dia lagi.

Sementara itu penulis buku tersebut, M Azrul Tanjung, mengatakan konsep ekonomi itu tidak membandingkan konsep ekonomi yang baru dan lama. “Tapi mengisi kekosongan yang tidak terisi. Saking melengkapi,” kata Azrul.

Menurut Azrul, KH Ma’ruf tidak hanya seorang ulama tetapi juga pemikir ekonomi yang peduli pada bidang pemberdayaan. Hal itulah yang melatarbelakangi tercetusnya konsep ekonomi tersebut.(Gan)

Related posts