JAKARTA (Suara Karya): Sistem rujukan online yang dikembangkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat ini memasuki masa transisi. Keluhan peserta dirasakan mulai berkurang.
“Sebelumnya, keluhan yang masuk bisa lebih dari 30 kasus. Saat ini sudah sekitar 20-an,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat Diah Sofiawati dalam acara bertajuk “Ngopi Bareng Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)” di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Dari berbagai saluran pengaduan, Diah menyebut, keluhan terbanyak berasal dari kedatangan peserta ke kantor cabang. Mereka mengeluhkan soal pilihan rumah sakit rujukan yang sulit diakses dengan kendaraan umum.
“Belum lama ini kami berdiskusi dengan para pemangku kepentingan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat untuk perbaikan program rujukan online ini. Termasuk soal mapping dokter dan rumah sakit yang masih dikeluhkan warga,” ujarnya.
Diah mengemukakan, pilihan rumah sakit kini selain melihat jarak, juga kemudahan pasien dalam mengakses rumah sakit. Serta kemungkinan pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi yaitu A dan B, jika ternyata rumah sakit kelas C dan D di daerah tersebut sudah “kebanjiran” pasien.
“Termasuk pembahasan soal pasien dengan rujuk balik. Diatur bagaimana pasien baru dengan pasien rujuk balik tidak menimbulkan penumpukan pasien di satu rumah sakit itu,” ujarnya.
Ditambahkan, sistem rujukan online meski sedang memasuki masa transisi dan evaluasi, tetap menggunakan aplikasi P-care, V-claim dan HFIS yang terkoneksi secara online.
“Kami berharap dalam masa transisi, sistem rujukan online semakin kuat dan berdampak positif,” kata Diah menegaskan.
Menurut Diah, uji coba sistem rujukan online berjalan dengan baik karena Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) lebih mudah dalam menentukan tujuan rujukan. Karena prosesnya dilakukan lewat teknologi yang terkoneksi dengan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) atau rumah sakit.
“Kami senang karena para mitra provider FKTP maupun FKRTL sangat koopertif dalam program ini. Sehingga proses uji coba sistem rujukan online dapat berlangsung dengan baik,” kata Diah menandaskan. (Tri Wahyuni)