Menag Minta PTKIN Fokus pada Kualitas, Tak Hanya Perluasan Akses!

0

JAKARTA (Suara Karya): Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk tidak hanya fokus pada perluasan akses, tetapi juga peningkatan kualitas.

“Ikhtiar Kementerian Agama dalam memperluas akses masyarakat untuk kuliah di PTKIN semakin berhasil. Tetapi, jangan lupakan kualitasnya,” kata Menag dalam peluncuran Seleksi Prestasi Akademik Nasional-Ujian Masuk (SPAN-UM) PTKIN 2022 di Jakarta, Selasa (18/1/22) malam.

Keberhasilan itu, lanjut Menag, terlihat pada pendaftar SPAN-UM PTKIN yang mencapai ratusan ribu orang setiap tahunnya. Tahun 2021, misalkan, jumlah calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 280 ribu orang. Dari jumlah itu, 182.890 orang mendaftar ke jalur SPAN PTKIN dan 100.038 orang melalui jalur UM PTKIN.

“Jumlah pendaftar SPAN UM PTKIN tiap tahun terus meningkat. Ini setidaknya menjadi penanda, upaya perluasan akses yang dilakukan Kementerian Agama berhasil,” ucap Menag menegaskan.

Ia menilai, SPAN-UM PTKIN sangat strategis untuk mendapatkan calon-calon mahasiswa terbaik. Karena itu, seleksi mahasiswa diharapkan dapat menjadi sarana peningkatan mutu di PTKIN.

Kualitas PTKIN, menurut Menag, bisa dilihat dari output atau lulusan yang dihasilkan. Publik akan menilai seberapa besar PTKIN berdampak bagi kehidupan, tak hanya bagi negara dan bangsa, tapi juga peradaban dunia.

Dalam konteks ini, SPAN UM PTKIN merupakan langkah awal peningkatan kualitas PTKIN. Karena, untuk mendapat output yang baik, tidak hanya butuh proses saja, tetapi juga input.

“Input yang baik diharapkan juga berdampak terhadap kualitas lulusannya,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Menag Yaqut Cholil Qoumas menyatakan keprihatinan atas menurunnya peminat program studi (prodi) keagamaan Islam di PTKIN.

“Ini fakta yang saya temukan di lapangan, prodi keagamaan Islam di PTKIN sepi peminat. Jumlah mahasiswa untuk prodi seperti Islamic studies, perbandingan agama dan tasawuf, mahasiswanya sedikit sekali,” tuturnya.

Padahal, lanjut Yaqut, PTKIN didirikan dengan tujuan untuk mencetak ilmuwan di bidang keagamaan, seperti bidang perbandingan mazhab, astronomi Islam dan juga penyuluh. “Ini harus jadi perhatian serius,” ucapnya menegaskan.

Untuk itu Yaqut mengajak pimpinan PTKIN mencari solusi mengatasi persoalan tersebut. Dia juga meminta kepala madrasah untuk mendorong siswa masuk ke PTKIN. Sebab, dia melihat masih bahyak lulusan madrasah yang ingin masuk kampus non PTKIN. (Tri Wahyuni)