Mendikbudristek Lepas 21 Ribu Mahasiswa Program Kampus Mengajar

0

GORONTALO (Suara Karya): Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim melepas 21.045 mahasiswa Program Kampus Mengajar (KM) angkatan 5. Mereka akan disebar di 5.093 sekolah di Indonesia.

Kehadiran mahasiswa di sekolah untuk membantu para guru dalam memulihkan pembelajaran yang menurun akibat pandemi covid-19. Diharapkan, kualitas pendidikan di Indonesia dapat segera bangkit dalam waktu segera.

Mendikbudristek memuji keberanian mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar (KM) yang keluar dari zona nyaman untuk berkontribusi secara aktif di sekolah.

“Mereka bersedia pergi ke sekolah di berbagai desa untuk membantu guru dan peserta didik agar proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan,” kata Nadiem dalam acara pelepasan mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5 melalui kanal YouTube resmi Kemendikbud, Jumat (16/2/23).

Sebelum aktif di sekolah, lanjut Mendikbudristek, mahasiswa telah melewati beragam materi pembekalan yang komprehensif. Sehingga mereka tahu apa yang akan dilakukan selama 4 bulan berada di sekolah.

“Saya berharap peserta Program Kampus Mengajar dapat menjadi sosok teladan bagi para peserta didik. Sehingga mereka juga semangat belajar dalam meraih cita-cita,” ujarnya.

Seremonial pelepasan 21.045 mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5 dilakukan secara serentak di 34 wilayah
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) yang tersebar di Indonesia.

Acara dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, mahasiswa, perguruan tinggi, dan kepala sekolah. Animo yang besar dari pemangku kepentingan diharapkan mampu memperkuat pelaksanaan dan monitoring Program Kampus Mengajar.

Dalam bagian akhir sambutannya, Mendikbudristek menitipkan mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar agar diberi bimbingan.

“Kami ingin kepala sekolah, guru dan mahasiswa bisa saling berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Gunakan terobosan teknologi agar kemampuan literasi dan numerasi anak semakin bagus,” ujarnya.

Kepada peserta Kampus Mengajar, Nadiem mengingatkan untuk selalu memberi sumbangsih terbaik. Sebab, mereka berhasil melewati serangkaian proses seleksi ketat, serta dinilai memiliki potensi untuk menjadi penggerak di sekolah.

“Bersama kepala sekolah dan guru, susun strategi pembelajaran yang inovatif, kreatif dan berfokus pada aspek peningkatan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik secara menyenangkan,” katanya.

Sebagai informasi, Program Kampus Mengajar selama ini telah menorehkan berbagai capaian dan dampak positif di seluruh Indonesia.

Sejak diluncurkan pada 2020 hingga masuk angkatan kelima, program tersebut berhasil menerjunkan lebih dari 90 ribu mahasiswa ke lebih dari 20 ribu SD dan SMP.

Kehadiran mahasiswa di ruang-ruang kelas mendapat respons sangat positif dari kepala sekolah. Survei yang dilakukan pada angkatan sebelumnya, dari 2.668 kepala sekolah yang menjadi responden, ada 93,6 persen merasa puas atas program kerja Kampus Mengajar.

Rincian atas hasil merasa puas, yaitu 47,9 persen merasa puas dan 45,7 persen sangat puas.

Kontribusi Program Kampus Mengajar yang dinilai paling membantu para responden adalah inisiatif-inisiatif yang diberikan mahasiswa untuk pengembangan literasi dan numerasi bagi para siswa di sekolah penempatan (79,4 persen) dan kesediaan mahasiswa untuk berkoordinasi dengan guru pendamping selama pelaksanaan program (18,2 persen).

Berbagai catatan praktik baik menjadi modal besar dalam menyongsong penugasan mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5 yang dimulai pada 20 Februari hingga 9 Juni 2023 mendatang.

Setelah berhasil menyelesaikan penugasan, mahasiswa akan mendapat rekognisi maksimal 20 SKS sebagai pengakuan atas hasil belajar yang didapat selama mengikuti program.

Pelaksanaan Kampus Mengajar untuk angkatan 5 ini diharapkan mampu menjaga tren positif dan terus memberi dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia. (Tri Wahyuni)