
JAKARTA (Suara Karya): Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim melepas 970 mahasiswa Program Indonesia International Student Mobility Award (IISMA) yang akan menjalani pertukaran mahasiswa di 59 kampus ternama di 28 negara.
“Melalui program ini, kami ingin mahasiswa kita memiliki pengalaman berada di kampus-kampus kelas dunia di 28 negara. Saat kembali, tak hanya berwawasan global, tetapi juga punya jejaring yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia,” kata Nadiem dalam acara yang digelar daring, Senin (9/8/21).
Hadir dalam kesempatan itu, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kemdikbudristek, Ainun Na’im; Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek), Nizam; Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi; Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, Andy Rachmianto; dan Direktur Beasiswa, Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP), Dwi Larso.
Nadiem menjelaskan, program studi yang ditawarkan IISMA sangat beragam. Sehingga tak ada lagi batas-batas bidang ilmu dan peminatan. Program tersebut akan berlangsung selama 1 semester.
“Kami bebaskan mahasiswa untuk belajar apa saja. Tak ada lagi namanya batasan-batasan akademik. Karena semua Program Kampus Merdeka bernilai 20 SKS,” ujar Nadiem seraya menambahkan Program IISMA mendapat dukungan pendanaan dari LPDP.
Ditambahkan, peminat program IISMA sangat tinggi. Tercatat ada sekitar 2.551 mahasiswa mendaftar program tersebut. Dari jumlah itu, ada 970 mahasiswa dinyatakan lolos seleksi.
“Program ini merupakan bukti, meski kita saat ini tengah hidup di masa yang penuh keterbatasan, sesungguhnya kesempatan itu masih ada,” ucapnya.
Dalam bagian akhir sambutannya, Nadiem berpesan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk menggali ilmu dan pengetahuan seluas-luasnya dan menjalin pertemanan dengan orang-orang baru. Karena jejaring sangat penting untuk karir masa depan.
Hal senada dikemukakan Dirjen Diktiristek, Nizam. Salah satu kompetisi yang harus dimiliki mahasiswa milenial adalah wawasan global. Hal itu tidak bisa dipelajari dari buku, tetapi merasakan langsung lewat interaksi dengan para ahli dan orang-orang di luar negeri.
“Karena itu IISMA digagas dengan harapan mahasiswa memiliki wawasan global, yang nantinya akan memberi warna pada wajah Indonesia di masa depan,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Nizam, mahasiswa harus ikut mempromosikan Indonesia, baik budaya, pariwisata hingga kulinernya. Tunjukkan Indonesia yang dikenal sebaga bangsa yang ramah dan penuh sopan santun. (Tri Wahyuni)