Suara Karya

Menkeu: PKN STAN Perlu Desain Pendidikan Responsif atas Perubahan

JAKARTA (Suara Karya): Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya adaptasi desain pendidikan di Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN sebagai respon atas perubahan yang begitu cepat dibidang pengelolaan keuangan negara.

Hal itu diungkapkan Sri Mulyani saat memperingati hari jadi Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN yang kelima Dies Natalis ke-5 PKN STAN pada 15 Juli 2020. Kegiatan itu dilakukan dalam serangkaian acara yang puncaknya berupa diskusi eksklusif bersama Menteri Keuangan.

“Tidak boleh PKN STAN statis karena itu menggambarkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan hari ini dan ke depan. Maka saya minta PKN STAN harus berubah,“ kata Sri Mulyani.

Dies Natalis ke-5 ini menjadi momentum bagi PKN STAN agar semakin relevan bagi Indonesia. Ke depan, PKN STAN akan terus memperbesar kontribusinya melalui penyediaan tenaga ahli di bidang pengelolaan keuangan negara yang akan banyak menempati posisi pada berbagai kementerian, lembaga negara, pemda, serta pada cabang pemerintahan eksekutif, legislatif dan yudikatif.

“Distribusi lulusan PKN STAN ini diharapkan mampu menyokong pengelolaan keuangan negara yang akuntabel dan bebas dari korupsi. Hal ini menjadi penting untuk mencapai efektivitas birokrasi dalam peningkatan produktivitas serta perbaikan dalam hal layanan publik dan integritas aparatur,” ujarnya.

Disebutkan, saat ini PKN STAN sedang mempersiapkan sumber daya yang diperlukan untuk dapat menjalankan sistem pendidikan yang baru. Sumber daya manusia akan disiapkan kompetensinya dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan berbasis karakter.

Selain itu, kata Sri Mulyani penyiapan sarana dan prasarana juga sedang berlangsung dengan rancangan berkonsep student livelihood community yang memungkinkan terjadinya interaksi secara luas dengan orang-orang yang memiliki keberagaman latar belakang suku, agama, tingkat ekonomi, dan lain sebagainya. Untuk itu, PKN STAN akan memperbesar program-program afirmasi yang ditujukan pada masyarakat di Indonesia bagian Timur dan daerah terluar, tertinggal dan terpencil (TTT).

“Desain kurikulum dan proses belajar di PKN STAN harus dapat menggambarkan bahwa anda adalah miniatur Indonesia. Kebinekaan adalah kekuatan, bukan kelemahan,” jelas Sri Mulyani.

Perubahan lainnya yang akan terjadi di PKN STAN, kata dia adalah peralihan peran instistusi dari penyedia tenaga trampil dengan jenjang pendidikan diploma satu dan diploma tiga menjadi tenaga ahli lulusan minimal setara diploma empat.

“Lulusan PKN STAN akan diarahkan sebagai agen perubahan pada berbagai institusi di Indonesia dalam bidang pengelolaan keuangan negara,” ucapnya. (Indra)

Related posts