Suara Karya

Menko PMK Ajak Perguruan Tinggi Lakukan Aksi Nyata Revolusi Mental

JAKARTA (Suara Karya): Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengajak perguruan tinggi melakukan aksi nyata dalam revolusi mental.

Penegasan itu disampaikan Muhadjir usai penandatanganan kontrak dan bimtek swakelola Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di Jakarta, Kamis (21/7/22).

Program GNRM merupakan kolaborasi Kemenko PMK dengan Forum Rektor Indonesia (FRI). Ada 35 perguruan tinggi di Indonesia dinyatakan lolos seleksi sebagai penerima Dana Swakelola Program GNRM 2022 yang dianggarkan Kemenko PMK.

Seleksi dilakukan Tim seleksi FRI selama tiga hari dengan melakukan review proposal.

Muhadjir menegaskan, program tersebut diharapkan dapat memperkuat peran dan fungsi perguruan tinggi dalam menciptakan SDM unggul, berakhlak mulia, berkualitas, inovatif, berdaya saing, dan berjiwa Pancasila. Selain mampu menjawab tantangan masa depan dalam memasuki Era Revolusi Industri 4.0.

Karena itu, bagi dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa diharapkan menjadi garda terdepan dalam pengembangan pendidikan di perguruan tinggi yang berlandaskan nilai-nilai Revolusi Mental, yaitu etos kerja, gotong-royong dan integritas.

Muhadjir meminta aksi nyata yang dilakukan 35 perguruan tinggi penerima program terlihat hasilnya. Bahkan, harus bisa diukur dampaknya bagi masyarakat, minimal pemanfaat dari aksi nyata tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi menambahkan, pemerintah mendorong pada tiga kegiatan dalam aksi nyata tersebut, yaitu penanaman sepuluh juta pohon untuk mengurangi dampak bencana dan meningkatkan kemandirian pangan melalui tanaman produktif, Gerakan Ayo Berkoperasi yang akan menjadi soko guru perekonomian nasional, dan Gerakan Positif Bermedia Sosial untuk meningkatkan keadaban digital.

“Aksi nyata itu harus dirasakan masyarakat. Dengan begitu, kita bisa laporkan ke Presiden jika Gerakan Nasional Revolusi Mental ini memberi manfaat kepada masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua FRI Prof Panut Mulyono mengatakan, FRI akan mengawal seluruh kegiatan termasuk kegiatan yang dilakukan Kemenko PMK melalui GNRM.

“FRI dengan sumber daya yang melimpah bisa diterjunkan ke masyarakat dan tentu punya peran strategis. Kita punya kelompok kerja (Pokja) pembinaan karakter bangsa yang sudah pasti akan mengawal program GNRM ini,” katanya.

Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Ketua FRI, Prof Masykuri Bakri, Tim Sekretariat Forum Rektor Indonesia, rektor dari 35 perguruan tinggi penerima program, Ketua Tim Ahli Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental, Prof Ravik Karsidi, narasumber serta peserta Kegiatan.(Tri Wahyuni)

Related posts