JAKARTA (Suara Karya): Indonesia perlu mempersiapkan diri menghadapi ‘aging population’. Hal itu terkait prediksi bonus demografi akan terjadi di Indonesia pada 2035, bahkan puncaknya diperkirakan pada 2032.
Setelah era bonus demografi selesai, maka penduduk usia produktif yang semula mendominasi otomatis akan bergeser menjadi penduduk usia tua.
Demikian dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat membuka Munas ke-2 Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri (Himpuni) di kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Sabtu (26/2/22).
Untuk itu, Muhadjir meminta para pemangku kepentingan, terutama pemerintah, agar dapat mempersiapkan hadirnya penduduk usia tua yang akan mendominasi pasca era bonus demografi, atau saat memasuki ‘aging-population’ atau ‘aging-society’.
Bonus demografi diperkirakan pada 2045 sudah tidak lagi. Indonesia akan memasuki era aging society atau aging population. Karena itu, pemerintah diminta bersiap menyongsong hadirnya warga negara usia tua,” kata Muhadjir menegaskan.
Hadir dalam kesempatan itu, Rektor UNS Jamal Wiwoho, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Wakil Walikota Solo Teguh Prakosa, Koordinator Presidium Himpuni Akhmad Muqowan, serta para Ketua Ikatan Alumni PTN. Sedangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir secara daring.
Menko PMK menjelaskan, jika Indonesia tidak bersiap menyambut hadirnya aging-population, dikhawatirkan negara akan menanggung beban biaya yang tidak sedikit. Upaya untuk itu harus dilakukan dengan benar-benar menyiapkan generasi produktif saat ini.
“Kita perlu beri peringatan bahwa tugas kita adalah mempersiapkan angkatan kerja untuk produktif. Karena orang yang berada di usia produktif belum tentu produktif, jika tidak bekerja secara produktif. Ini yang harus kita pastikan agar Indonesia siap memasuki aging-population,” katanya.
Guna mempersiapkan generasi yang tidak menjadi beban negara saat memasuki aging-population, Menko PMK berharap seluruh pihak dapat ikut berkontribusi. Termasuk, Himpuni memiliki jaringan luas dalam tataran PTN di Indonesia.
“Himpuni bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan manusia Indonesia, dengan ikut melakukan sosialisasi dan memberi masukan supaya perjalanan bangsa ini dapat betul-betul berdaulat dan bermartabat,” ucap Muhadjir menegaskan.
Himpuni, lanjut Muhadjir bisa ambil bagian dalam penanganan stunting, atau program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. Semua itu merupakan tema besar yang sedang diupayakan untuk membangun manusia Indonesia.
“Ini pekerjaan besar, yang tidak mungkin ditangani oleh pemerintah sendiri. Butuh kekuatan dari masyarakat, termasuk Himpuni,” ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menandaskan. (Tri Wahyuni)