Menko PMK: Penanganan Covid-19 di Jatim Kini Gunakan Strategi Pentalix

0

JAKARTA (Suara Karya): Penanganan pandemi corona virus disease (covid-19) di provinsi Jawa Timur akan gunakan strategi pentalix. Hal itu penting, karena hingga kini, Jawa Timur memiliki kasus positif covid-19 tertinggi di Indonesia.

“Strategi pentalix itu melibatkan 5 unsur, yakni pemerintah, swasta, organisasi keagamaan, perguruan tinggi dan media,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy usai rapat koordinasi dengan rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di Jawa Timur, di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (5/7/20).

“Saya lihat keterlibatan perguruan tinggi di Jawa Timur sudah baik, tetapi harus ditingkatkan lagi. Mengingat, kasus penularan covid-19 di Jawa Timur masih tinggi setiap harinya,” ucap Muhadjir dalam siaran pers.

Muhadjir mengingatkan, pentingnya kedisplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan dasar seperti menggunakan masker, cuci tangan.dan hindari kerumunan. Jika protokol kesehatan itu dijalankan secara serius, maka kasusnya akan berkurang secara signifikan.

“Untuk itu, kami mengajak pimpinan perguruan tinggi se-Jawa Timur untuk bantu sosialisasi dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan dasar di seluruh tempat terbuka di Jawa Timur,” ujarnya.

Selain itu, Muhadjir menambahkan, pemerintah juga akan memenuhi fasilitas yang dibutuhkan untuk mempercepat penanganan covid-19. “Untuk fasilitas, nanti akan diberi dukungan termasuk reagen PCR kitsnya, reagen ekstrasinya,” kata Muhadjir.

Ia meyakini, jika kasus covid-19 di Jawa Timur dapat ditekan serendah mungkin, maka kasus tersebut di tingkat nasional juga akan bisa ditekan ke angka minimal.

“Sekarang faktor yang paling determinan, menurut saya, ada di Jawa Timur. Pusat akan berupaya memberi dukungan, baik dari gugus tugas, kementerian kesehatan maupun kementerian lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Menko PMK meninjau Hotel Grand Surabaya yang dialih fungsikan sebagai RS Darurat Covid-19. Dalam kesempatan itu, dipastikan fasilitas hotel telah memadai untuk penanganan pasien.

Selain itu, Hotel Grand Surabaya juga dijadikan sebagai tempat penampungan sementara bagi para tenaga kesehatan. Dengan demikian, mereka dapat bekerja secara maksimal karena dapat beristirahat dengan nyaman. (Tri Wahyuni)