Suara Karya

Menuju Institut, STP Trisakti Diminta Tetap jadi Trendsetter di Sektor Pariwisata

JAKARTA (Suara Karya): Upaya Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti beralih status menjadi institut, tinggal selangkah lagi. Prosesnya tinggal menunggu ‘stempel’ dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).

“Sudah saatnya kita punya institut pariwisata akan memajukan dunia pariwisata di Indonesia,” kata Kepala LLDikti Wilayah III, Paristiyanti Nurwardani dalam acara bertajuk ‘Trisakti Hospitality and Tourism Experience’ di Hotel Raffles Jakarta, Sabtu (4/3/23).

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua STP Trisakti, Fetty Asmaniati beserta jajarannya.

Paris menilai STP Trisakti layak beralih status menjadi institut karena tercatat sebagai salah satu perguruan tinggi dengan akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) di DKI Jakarta.

“Perubahan status itu diharapkan dapat menginspirasi sekolah tinggi lain yang belum punya visi dan misi unggul agar mau berubah pada tahun mendatang,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Paris, STP Trisakti juga memiliki sejumlah program inovatif yang dapat diperhitungkan dalam proses pengesahan status sebagai institut oleh Kemdikbudristek. Salah satunya, program internasionalisasi yang melibatkan perguruan tinggi luar negeri seperti IMI Switzerland.

“Program internasionalisasi yang dikembangkan STP Trisakti merupakan contoh nyata dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang saat ini sedang digalakkan Mas Menteri Nadiem,” ujarnya.

Program tersebut, menurut Paris, terbilang unik. Karena pembelajaran tidak dilakukan di satu negara, tetapi dua negara sekaligus.

“Mahasiswa selama satu tahun belajar di STP Trisakti dan magang di Indonesia, lanjut belajar dan magang satu tahun di kampus di China atau Thailand, lalu belajar dan magang lagi di Swiss. Sehingga mereka dapat banyak pengalaman global selama kuliah di luar negeri,” ujarnya.

Dengan demikian, lulusan STP Trisakti dapat mengembangkan sayapnya dengan berkarir di dunia global. Mereka juga bisa menjadi duta agar pariwisata Indonesia menjadi lebih maju lagi.

“Karena pariwisata menjadi sektor prioritas dari pemerintah. Pariwisata diharapkan mampu menjadi lokomotif pergerakan perekonomian bangsa,” ujarnya.

Peran sektor pariwisata nasional sejalan dengan kontribusi yang diberikan melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, maupun penyerapan investasi dan tenaga kerja yang tersebar di seluruh pelosok di Indonesia.

Ketua STP Trisakti, Fetty Asmaniati menjelaskan, kerja sama dengan kampus luar negeri telah dilakukan sejak lama. Tak hanya dengan IMI Switzerland, tetapi juga dengan kampus di Thailand, Malaysia, Korea dan China.

“Kerja sama itu sesuai dengan visi STP Trisakti yaitu menjadikan kampusnya sebagai ‘center of excellent’,” ujar Fetty.

Inovasi lain yang dilakukan STP Trisakti adalah mengundang calon mahasiswa, termasuk orangtua, dan gurunya untuk mengenal dunia pariwisata, sebelum masuk perkuliahan.

“Acara sengaja dilakukan di hotel, agar orangtua, siswa maupun guru dapat melihat dunia perhotelan. Sehingga ada gambaran pekerjaan apa yang akan dilakukan anak atau peserta didiknya setelah lulus kuliah,” ucap Fetty.

Bagi calon mahasiswa, lanjut Fetty, juga bisa merancang karir yang akan dibangun setelah lulus. Termasuk rencana wirausaha, yang bisa dirancang mahasiswa sejak duduk di bangku kuliah.

“Pilihan karir itu harus dibangun sejak kuliah, jadi tahu apa yang harus dilakukan setelah lulus. Sudah tahu jalannya jika ingin bekerja atau masuk wirausaha. Jadi tak lama menganggur,” ucapnya.

Apalagi mahasiswa STP Trisakti program internasional. Mereka langsung berkarir di hotel-hotel kelas dunia atau mengembangkan bisnis agen perjalanan, restoran atau dunia wisata lainnya.

“Membiayai anak kuliah di kampus terbaik itu investasi, jangan dianggap buang uang. Karena hasilnya akan terlihat setelah anak memasuki dunia kerja,” kata Fetty menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts