Meriahkan HAN 2021, Franka Nadiem Makarim Ikut Mendongeng!

0

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menggelar Panggung Anak Indonesia Merdeka serta Bincang Pakar dan Pegiat PAUD ‘Anak Cerdas Terliterasi’ untuk memeriahkan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2021 secara daring, pada Jumat (23/7/21).

Yang menarik, Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemdikbudristek, Franka Nadiem Makarim ikut mendongeng. Ia membacakan buku bacaan berjudul “Aku Suka Caramu’ karya Audelia Agustine dan ilustrasi oleh Haikal.

Buku tersebut mengisahkan dua orang anak, yakni seorang anak laki-laki penyandang disabilitas bernama Rano dan anak perempuan bernama Wuri. Sepanjang perjalanan menuju rumah Ali, Wuri banyak mendapat pengetahuan bagaimana Rano yang tuna netra dapat mengenali lingkungan tempar tinggalnya.

Rano berjalan dengan percaya diri, meski hanya ditemani tongkat penunjuk jalannya. Rano terlihat menggunakan panca inderanya hingga sampai rumah Ali tanpa tersesat. Cara Rano tersebut dikagumi oleh Wuri. Bahkan Rano dapat mengenali kue-kue yang disajikan di rumah Ali lewat indera pencecapnya.

Gaya dongeng Franka yang lembut tapi kaya ‘rasa’ menunjukkan ibu dari tiga anak tersebut terbiasa melakukannya. Bahkan, perempuan yang suka tampil berkebaya itu mampu mengekspresikan setiap kalimat lewat mimik mukanya. Melihatnya mendongeng seakan mengalami kisah dalam buku tersebut.

Usai mendongeng, Franka mengajak anak Indonesia untuk tetap semangat bermain dan belajar meski di tengah pandemi yang penuh keterbatasan. “Saya yakin kalau adik-adik tetap semangat, kita akan bisa melewati semua tantangan ini,” ucapnya.

Franka memahami, anak akan merasa bosan dan jenuh jika terus menerus harus belajar dari rumah. Namun, ia menggarisbawahi bahwa kesehatan dan keselamatan anak-anak justru menjadi prioritas nomor satu. Dan hal itu harus dijaga.

“Untuk adik-adik yang sudah mulai melakukan PTM terbatas, tetap ingat untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan,” katanya menegaskan.

Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam sambutannya meminta pada guru dan orangtua untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis. Anak harus bisa memahami konteks, bukan hanya menghafal. Anak juga harus memiliki keberanian untuk bertanya.

“Salah satu cara terbaik untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis adalah membaca. Bacalah buku apapun yang kalian suka, karena membaca sangat membantu dalam menjaga semangat kita di tengah situasi yang penuh dengan tantangan. Dorong juga anak untuk berani bertanya. Kemampuan itu akan berguna untuk masa depan,” tuturnya.

Nadiem juga meminta kepada peserta didik yang masih harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) agar tetap bersabar hingga situasi kembali membaik. Begitu pun peserta didik yang sudah melakukan PTM terbatas agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Di masa pandemi saat ini, kita harus gotong royong untuk mencegah anak-anak dari risiko ‘learning loss’. Saya yakin, lewat gotong royong, dengan cara saling menjaga dan saling mencerdaskan adalah kunci dalam menghadapi tantangan yang dirasakan saat ini,” ujarnya.

Pada kesempatan berbeda, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Penguatan Karakter, Kemdikbudristek, Hendarman, menyampaikan, perayaan HAN 2021 merupakan komitmen pemerintah dalam memperhatikan kondisi anak-anak Indonesia.

“Kita ingin menunjukkan pandemi tidak menyurutkan semangat dan harapan,” ucap Hendarman.

Ia juga berharap, momentum HAN 2021 dapat mendorong lahirnya anak-anak yang tetap berpikir kritis, sekaligus menjadi perekat hubungan antara anak, orang tua, guru dan masyarakat. “Gotong royong dalam mengemban tanggung jawab yang sama akan mendorong kreativitas anak. Inilah wujud konsep Merdeka Belajar yang sesungguhnya,” katanya menandaskan.

Panggung Anak Indonesia Merdeka menyajikan acara berupa pembacaan puisi, pantomim oleh anak berkebutuhan khusus, penampilan musisi anak The Sasono’’s Family (Dru, Widuri, dan Den Bagus), berbagi pengalaman oleh pendiri EwasteRJ (sampah elektronik) Rafa Jafar dan dipandu oleh pembawa acara cilik Iren Shalsa Kirani.

Sementara itu, acara Bincang Pakar dan Pegiat PAUD “Anak Cerdas Terliterasi” menghadirkan berbagai narasumber inspiratif yang telah berhasil melakukan berbagai inisiatif untuk menghadirkan ketersediaan buku bacaan dan kegiatan membacakan buku bagi anak, seperti; Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kak Seto, pakar literasi Sofie Dewayanti, Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya, Bunda PAUD Tasikmalaya Rukmini, Kepala Sekolah PAUD “Nurul Qolbu” Kiswanti dan orang tua sekaligus pegiat membaca nyaring (read aloud) I Gusti Ngurah Pandu Wijaya. (Tri Wahyuni)