Suara Karya

Meski Pandemi, Layanan Khusus Cedera SHKJ Tetap Sibuk Tangani Pasien

(Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Layanan khusus cedera di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk (Siloam Hospitals Kebon Jeruk/SHKJ) tetap sibuk menangani pasien, meski ditengah pandemi. Karena, telah dipahami masalah cedera tidak bisa disembuhkan lewat urut tradisional.

“Jadi jangan takut ke rumah sakit, di masa pandemi saat ini. Apalagi ke rumah sakit Siloam Kebon Jeruk ini. Kami ketat dalam menerima pasien. Mereka wajib menjalani tes dan hasilnya harus negatif,” kata dokter spesalis ortopedi dari SHKJ, Henry Suhendra dalam acara webinar tentang cedera, Senin (20/7/20).

Ia dalam kesempatan itu didampingi koleganya dari Klinik Khusus Cedera karena Olahraga, Bahu, Tulang Belakang, Kaki dan Pergelangan Kaki (Sports, Shoulder, Spine, Foot & Ankle Clinic) SHKJ, yaitu Erick Wonggokusuma, Langga Sintong dan Carles Siagian.

Henry menuturkan, pihaknya berupaya untuk memastikan pasien yang datang dengan cedera saat berolahraga, cedera pada kaki, pergelangan kaki, bahu, dan tulang belakang dapat ditangani secara maksimal.

“Meski pandemi, kami tetap mengerjakan ratusan tindakan bedah sejak Maret hingga saat ini. Tindakan itu tentu saja dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang aman dan tepat,” ujar Henry yang juga menjabat sebagai Ketua Sports, Shoulder, Spine, Foot & Ankle Clinic, SHKJ.

Ditambahkan, sebelum jadwal bedah diberikan kepada pasien, proses pemeriksaan covid-9 akan dilakukan terlebih dahulu. Hingga kini, tidak ada pasien terinfeksi covid-19 selama menjalani perawatan ataupun pasca tindakan bedah di SHKJ.

“Selain pasien dan dokter, petugas kesehatan dan staf lainnya di SHKJ juga mendapat pemeriksaan covid-19 secara berkala untuk memastikan keamanan bersama,” ucapnya menegaskan.

Hal senada dikemukan dokter spesialis ortopedi dari SHKJ, Langga Sintong. Katanya, bergerak bebas adalah impian semua orang tanpa melihat usia. Namun, faktanya tulang berisiko mengalami gangguan, setelah melewati usia 45 tahun.

“Gangguan yang terjadi pada tulang dapat diatasi, jika pasien mendapat penanganan ortopedi yang tepat. Bahkan, sebagian besar pasien dapat kembali beraktivitas seperti semula,” ucapnya.

Langga menyebut, cedera pada pasien biasanya terjadi pada ligamen, bantalan sendi lutut, dislokasi sendi, maupun patah tulang. Khusus patah tulang dilakukan melalui pemberian obat, fisioterapi, radiofrekuensi (prosedur untuk mengurangi nyeri dengan gelombang radio) hingga tindakan operasi yang kompleks.

“Berkat kemajuan teknologi kedokteran, kini operasi yang berhubungan dengan kaki dan pergelangan kaki dapat ditangani lewat prosedur minimal invasif atau dikenal sebagai teknik bedah laparoskopi,” ujarnya.

Sedangkan prosedur untuk mendiagnosis dan menangani masalah gangguan sendi dilakukan dengan teknik artroskopi. Teknik bedah ini mampu dilakukan tim dokter spesialis di SHKJ. Caranya, menggunakan peralatan laparoskopi canggih yang dimasukkan melalui 2-3 sayatan kecil seukuran pena.

“Karena bentuknya hanya sayatan kecil, maka risiko infeksi lebih kecil dan proses penyembuhan pun lebih baik. Tak hanya kasus operasi, metode lain seperti custom insole juga tersedia untuk kasus nonoperatif,” kata Langga. (Tri Wahyuni)

Related posts