Suara Karya

Mondelez Indonesia Dukung UMKM Kuliner Naik Kelas!

JAKARTA (Suara Karya): Mondelez Indonesia menggelar beragam kegiatan yang mendukung pengembangan usaha UMKM kuliner. Ada sekitar 700 pelaku UMKM kuliner se-Indonesia ikut serta didalamnya.

“Kegiatan ini penting, karena pandemi covid-19 telah mengubah pola konsumsi dan pembelian camilan masyarakat, yang menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku UMKM Kuliner,” kata President Director Mondelez Indonesia, Parveen Dalal dalam keterangan pers secara daring, di Jakarta, Rabu (23/11/22).

Merujuk pada hasil survei The State of Snacking 2021 yang dilakukan Mondelez International mengungkapkan, konsumen semakin selektif dalam memilih camilan. Hal itu menimbulkan persaingan ketat dan tantangan baru di kalangan industri kuliner.

“Memahami kondisi itu, Mondelez selaku produsen camilan seperti
Oreo, Cadbury, dan keju Kraft membuat program #DukungUMKMKuliner. Program itu juga mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” tutur Parveen.

Program yang berlangsung tiga bulan itu memiliki 3 rangkaian besar kegiatan, yaitu pelatihan dengan berbagai tips kreatif agar bisnis UMKM Kuliner naik kelas. Ada juga kompetisi bisnis yang terbagi menjadi 3 kategori, yaitu Best Food Menu, Best Packaging Design dan Best Marketing Promotion.

“Terakhir kegiatan konferensi pers sekaligus pengumuman pemenang kompetisi,” ujarnya.

Program tersebut bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari komunitas Sahabat UMKM, GrabFood, NielsenIQ, Food Vlogger and F&B Business Owner MGDALENAF, serta Najla Bisyir selaku Owner & Founder Bittersweet by Najla.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mendukung penuh inisiatif yang dilakukan Mondelez Indonesia. Karena UMKM kuliner Indonesia menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif tahun 2020.

Selain itu, lanjut Sandiaga, subsektor itu juga menyerap tenaga kerja sebesar 9,5 juta orang. Sehingga berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia.

“Upaya mendukung kebangkitan UMKM tentunya menjadi tanggung jawab kita bersama. Hal itu akan mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ucap Sandiaga.

Sementara itu Research Director NielsenIQ, Anindita Septadiani, menjelaskan, kebangkitan ekonomi pada industri UMKM juga didukung temuan NielsenIQ dalam Household Spending Survey, dimana terjadi peningkatan alokasi pengeluaran rumah tangga untuk leisure activity.

Salah satu aktivitas yang terlihat paling banyak adalah makan diluar. Dari 27 persen pada Q2 2021 menjadi 30 persen dari total biaya pengeluaran rumah tangga pada Q2 2022.

“Agar bisa naik kelas, UMKM diharapkan jeli melihat peluang dan memahami perilaku konsumen,” tuturnya.

Caranya, Anindita menyebutkan, buat strategi seperti kolaborasi menu memakai produk berkualitas, maksimalkan promosi digital dan layanan online delivery. serta berinovasi sesuai dengan tren yang sedang berkembang.

“Tak dapat dipungkiri, UMKM memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, UMKM juga terbukti memiliki resiliensi dan kecepatan pemulihan yang baik dalam menghadapi masa krisis,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal Sahabat UMKM, Faisal Hasan Basri menyampaikan hal serupa. UMKM kuliner memiliki kesempatan yang besar untuk naik kelas, selama konsisten dalam pengembangan kualitas bisnisnya.

Langkah yang dapat diterapkan pelaku UMKM kuliner, menurut Director of Grab for Business Indonesia, Roy Nugroho adalah manfaatkan teknologi dan inovasi. “Di era digital saat ini, UMKM kuliner sulit naik kelas jika tidak menggunakan teknologi secara maksimal,” kata Roy menegaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts