
JAKARTA (Suara Karya): Guna mendekatkan diri ke masyarakat, Museum Kebangkitan Nasional membuka ruang terbuka bagi masyarakat untuk menggelar kegiatan yang berkaitan seni, budaya, pendidikan, teknologi dan lainnya. Peminjaman ruang tersebut tidak dikenakan biaya alias gratis.
“Fasilitas gratis, tetapi pengunjung harus bayar tiket masuk Rp2 ribu untuk dewasa dan Rp1 ribu untuk anak-anak,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Museum Kebangkitan Nasional, Pustanto dalam acara Temu Publik 2021 di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Minggu (19/12/21).
Kegiatan tersebut, lanjut Pustanto, selain menjelaskan capaian kinerja pada 2021 dan rencana kerja pada 2020, juga membangun sinergi dengan stakeholders dan media yang relevan dalam menyukseskan kegiatan dari Museum Kebangkitan Nasional.
Selama 2021, Museum Kebangkitan Nasional melakukan beragam inovasi agar bisa beradaptasi dengan kondisi pandemi covid-19. Kegiatan sebelumnya berupa tatap muka diubah menjadi daring, mulai dari pemanduan, diskusi, seminar, pameran, belajar bersama di museum dan penyuluhan.
“Kami ingin Museum Kebangkitan Nasional menjadi tempat pengembangan pendidikan karakter dan objek pemajuan kebudayaan,” katanya.
Meski pandemi covid-19 masih berlangsung, kunjungan langsung ke Museum Kebangkitan Nasional per November 2021 terbilang lumayan, sebanyak 2.212 orang. Sedangkan kunjungan melalui program virtual tour sebanyak 5.386 orang.
Pamong Budaya Museum Kebangkitan Nasional Nur Kosim pada kesempatan yang sama mengemukakan, dibukanya ruang terbuka juga untuk menghilangkan stigma museum yang sepi, kusam, suram dan kurang terawat.
“Kami ingin masyarakat bisa ikut meramaikan museum, sehingga menjadi pilihan keluarga saat ingin keluar rumah. Jadi ada pilihan selain ke mall,” ujarnya.
Proses peminjaman tempat di Museum Kebangkitan Nasional, disebutkan Nur Kosim, sangat mudah. Pendaftaran dilakukan secara daring di website milik Museum Kebangkitan Nasional. “Salah satu fiturnya ada peminjaman tempat. Tinggal klik hari yang kosong saja. Nanti, kami siapkan fasilitasnya,” ujar Kosim.
Ditanya kegiatan apa yang bisa digelar di Museum Kebangkitan Nasional, Nur Kosim menyebut, temanya terkait seni, budaya, pendidikan, teknologi atau apa saja, selain politik dan SARA. “Kami punya aula dengan kapasitas 200 orang. Taman yang luas dan tempat parkir yang memadai,” katanya.
Diharapkan, kegiatan di Museum Kebangkitan Nasional tak hanya mengisi kebutuhan akan rekreasi, tetapi juga wawasan masyarakat. Dan museum bagian dari peningkatan kualitas diri tersebut.
Kepala Tata Usaha Museum Kebangkitan Nasional, Anton Hariyanto mengemukakan rencana kegiatan museum pada 2022, antara lain Pameran Temporer: 100 Tahun Taman Siswa; Pameran Temporer: Dr Radjiman Wedyodiningrat, Pameran Virtual: Organisasi Masa Kebangkitan Nasional; Pameran Museum: Benteng Vredeburg Fair; Ngobrol Pintar Museum Kebangkitan Nasional.
Selain itu, masih ada Pekan Kebangkitan Nasional; Penyuluhan Museum Jabodetabek; Diskusi Sejarah, Museum, dan Komunitas; Konten Kanal Budaya Animasi Sejarah Gedung Kebangkitan Nasional; Konten Kanal Budaya Animasi “The Life of Eleve STOVIA”. (Tri Wahyuni)