
JAKARTA (Suara Karya): Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng organisasi Kita Setara Indonesia menggelar pelatihan barista dan menjahit bagi penyandang disabilitas. Pelatihan itu merupakan rangkaian kegiatan Aksi Sosial HUT Satu Dasawarsa OJK.
“Pelatihan ini merupakan aksi sosial yang dilakukan OJK untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia,” kata Ketua Panitia HUT Satu Dasarwasa OJK, Sotarduga Napitupulu dalam siaran pers, Senin (29/11/21).
Sotarduga menambahkan, pelatihan untuk penyandang disabilitas karena mereka juga bagian dari masyarakat Indonesia. Penyandang disablitas perlu mendapat akses untuk kesejahteraan dan kesetaraan (equalisasi).
“Kami juga memiliki pelatihan bagi guru di daerah terpencil yang minim akses terhadap pembelajaran dan teknologi informasi. Para guru tersebut, diharapkan, dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya,” ujar Sutarduga.
Disebutkan, kegiatan dimulai sejak September 2021 hingga minggu kedua Desember 2021. Aksi Sosial Satu Dasawarsa OJK ini juga bagin dari rangkaian peringatan Hari Disabilitas International (HDI) pada 3 Desember 2021,” katanya menegaskan.
Menurutnya, program pelatihan bagi disabilitas tersebut ditargetkan menjangkau 659 peserta, baik secara online (daring) maupun offline (luring). Pelatihan tatap muka dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan covid-19.
“Selain Kita Setara Indonesia, OJK juga bekerja sama dengan D’network dan Panti Rehabilitasi Yakkum agar bisa menjangkau luas lagi, mencakup wilayah Jabodetabek, Yogyakarta dan Bali,” ujarnya.
Adapun pelatihan yang dilakukan, antara lain wirausaha mulai dari kelas barista, menjahit dan kelas membatik. Selain juga dapat kemampuan digital, yang meliputi ‘self branding’ di media sosial, serta pendidikan profesional seperti ‘social media admin’ dan call centre.
Pelatihan lainnya adalah kreasi digital (fotografi, foto editing, video making, video editing dan desain grafis), citizen journalism and content writing, kreatif dengan ponsel meliputi photo editing, video editing dan simple design, inklusi keuangan dan motivasi personal development, dan pendidikan mandiri untuk anak celebral palsy.
Sementara itu, Ketua Disabilitas Kreatif Indonesia, Mia Abu bakar mengaku bersyukur dengan adanya pelatihan keterampilan untuk penyandang disabilitas agar bisa berwirausaha.
“Teman disabilitas dapat mengikuti pelatihan kewirausahaan untuk usaha mereka. Salah satu contohnya, menjahit,” ujarnya.
Hal itu, menurut Mia, sesuai dengan motto organisasinya yaitu jangan kasihani kami dengan uang, tapi beri kami peluang untuk menghasilkan uang. “Saya berharap ada kelanjutannya, tidak berhenti sampai pelatihan saja,” ucap Ami menegaskan.
Hal senada dikemukakan Sociopreneur Kita Setara, Agus Nadi. Peserta pelatihan kali ini sebanyak 27 penyandang disabilitas. Peserta pelatihan akan diberi materi sekaligus praktik selama tiga hari, mulai 25 November hingga 28 November 2021.
“Ada 17 peserta pelatihan barista dan 10 peserta menjahit,” ujarnya.
Ke depan, lanjut Agus, pelatihan akan berkelanjutan dengan memberi pendampingan pengembangan bisnis dan development business bagi peserta. Sehingga peserta bisa mengembangkan usaha setelah mengikuti pelatihan.
“Pasti ada kelanjutannya setelah pelatihan ini,” kata Agus menandaskan. (Tri Wahyuni)