Suara Karya

Operasi TMC Siaga Karhutla Digelar di Riau, Targetkan Lahan Gambut

JAKARTA (Suara Karya): Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mulai diterjunkan di Provinsi Riau. Hari pertama, sekitar 800 kg garam disebar dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Siak dan Bengkalis.

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Yudi Anantasena menjelaskan, operasi TMC di Provinsi Riau dilakukan sesuai Instruksi Presiden nomor 03 tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan pada 28 Februari 2020.

“BPPT adalah salah satu lembaga yang mengemban tugas operasi modifikasi cuaca,” kata Yudi Anantasena dalam siaran pers, Kamis (11/3/2021).

Hal senada dikemukakan Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Jon Arifian. Katanya, operasi TMC di Provinsi Riau rutin dilaksanakan hampir setiap tahun.

“Target kegiatan TMC kali ini sebagai  tindakan preventif lewat pembasahan lahan gambut. Namun, tidak menutup kemungkinan jika terjadi titik panas atau titik api, maka TMC juga berupaya untuk melakukan pemadaman,” ucap Jon.

Berdasarkan historis fluktuatif, lanjut Jon, jumlah titik hotspot menunjukkan peningkatan pada Maret dimana puncaknya diperkirakan terjadi pada Agustus hingga September.

Tim TMC mengerahkan satu armada pesawat Casa 212-200 dengan registrasi A-2103 milik TNI AU. Sedangkan, jumlah personil dari BBTMC-BPPT berjumlah 11 orang yang terdiri dari  7 orang yang bertugas di Posko TMC dan 4 orang lainnya  di  Pos Meteorologi (Posmet).

“Kami dibantu 11 crew TNI-AU yang mengoperasikan pesawat Casa 212-200 dan 1 orang lagi dari BMKG pusat yang berkoordinasi dengan BMKG Riau. Posko TMC Siaga Darurat Karhutla dipusatkan di area Lanud Roesmin Nurjadin Riau,” ujarnya.

Menurut Jon, upaya preventif untuk karhutla dilaksanakan sejak 2020 lalu, bekerja sama BBTMC-BPPT dengan beberapa instansi terkait. Disebutkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta TNI-AU atas penggunaan pesawat dan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) untuk pemantauan cuaca .

“Faktor kelembaban tanah gambut menjadi penting. Dengan menjaga kelembaban tanah pada area lahan gambut, maka potensi terjadi kebakaran  akan semakin berkurang,” ujarnya.

Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko Pekanbaru Adi Bayu mengatakan,  tim TMC melakukan penerbangan dengan pesawat Casa A-2103 pada pukul 15.40-17.00 WIB dengan target penyemaian di Kabupaten Siak dan Bengkalis. Penyemaian dilakukan pada ketinggian 9.000 kaki dengan bahan semai NaCl sebanyak 800 kg.

“Hasil pantauan citra radar cuaca BMKG kemarin, terpantau awan-awan potensial di Barat Laut-Utara dari Kota Pekanbaru. Hasil observasi tim flight scientist pada penerbangan terpantau adanya awan-awan Cumulus di Kabupaten Siak, Kampar dan Bengkalis dengan ketinggian puncak awan sekitar 12.000 kaki,” paparnya.

Berdasarkan citra radar BMKG, lanjut Adi Bayu, terpantau hujan di sekitar Kabupaten Siak dan Bengkalis Provinsi Riau pada pukul 16.40-17.00 WIB.

Menurut Adi Bayu, dalam beberapa hari kedepan di Provinsi Riau masih berpeluang untuk terjadinya pertumbuhan awan yang potensial untuk dilakukan penyemaian.

Selain monitoring realtime awan melalui radar BMKG, tim TMC juga melakukan pengamatan titik api dan titik panas, baik secara langsung (oleh tim Manggala Agni dan melalui satelite milik LAPAN).

“Tujuan lokasi penyemaian selalu menyesuaikan potensi awan dan lokasi titik panas maupun titik api,” ujar Adi Bayu menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts