Pasien Omicron di RS Rendah, Meski Konfirmasi Kasus Harian Terus Naik!

0

JAKARTA (Suara Karya): Konfirmasi kasus harian covid-19 varian Omicron hari ini tercatat 32.211 orang. Kendati demikian, pasien yang dirawat di rumah sakit (RS) terbilang rendah.

“Sebagian besar kasus terkonfirmasi Omicron adalah kasus tanpa gejala dan bergejala ringan,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi dalam siaran pers, Jumat (4/2/22).

Siti Nadia menegaskan, penularan virus Omicron memang lebih cepat dibanding varian lain dari covid-19. Namun kasus kesakitan maupun kematian akibat Omicron terbilang rendah.

“Hal itu bisa dilihat dari pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional, masih sangat rendah. Rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit pun tidak bergejala dan gejala ringan,” ujarnya.

Dari data yang ada, tren kenaikan kasus Omicron memiliki kemiripan dengan Delta, namun angka keterisian tempat tidur rumah sakit jauh lebih landai.

“Kami me mengimbau masyarakat yang terkonfirmasi positif Omicron, baik yang tidak bergejala maupun gejala ringan untuk tidak ke rumah sakit. Cukup isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat, manfaatlan layanan telemedisin untuk konsultasi dokter, atau melapor ke Puskesmas terdekat,” tuturnya.

Upaya itu, menurut Siti Nadia, dapat mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan, serta membantu menyelamatkan orang lain yang memiliki gejala sedang hingga kritis,” kata Nadia.

Secara nasional, tren perawatan pasien atau yang biasa disebut Bed Occupancy Ratio (BOR) di Indonesia masih berada di ambang batas yang aman. Hingga hari ini, baru 20 persen (16.712) pasien dari total 80.344 tempat tidur yang tersedia.

“Jumlah ketersedian tempat tidur perawatan khusus pasien covid-19 masih bisa ditambah lebih banyak, jika dibutuhkan,” katanya.

Data terbaru dari Kota Depok, Jawa Barat menunjukkan, meski konfirmasi kasus positif lebih tinggi dibanding gelombang kedua pada pertengahan 2021 lalu, pasien yang dirawat di rumah sakitnya baru sekitar 52 persen.

Sementara itu kapasitas ruangan yang dialihkan untuk pasien covid-19 masih 22 persen dari 30 persen ruangan untuk penanganan covid-19. “Itu artinya masih ada sekitar 8 persen tambahan ruang rumah sakit untuk dijadikan tempat intensif penanganan pasien covid-19,” ucapnya.

Hal itu berbeda saat puncak kasus Delta pada Juli-Agustus 2021, dimana jumlah konfirmasi kasus di Depok lebih sedikit dari jumlah konfirmasi hari ini, tapi pasien yang dirawat lebih banyak.

Upaya yang perlu dilakukan saat ini adalah menekan jumlah kasus harian dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan membatasi mobilitas masyarakat. Cakupan vaksinasi dosis lengkap juga harus terus dikejar berbarengan dengan dosis vaksin ketiga untuk memperkuat imunitas kelompok.

Nadia juga menyampaikan, cakupan vaksinasi yang cukup tinggi saat ini, yaitu 89 persen untuk dosis pertama dan 62 persen untuk dosis kedua. Hal itu dinilai mampu mengurangi dampak kesakitan dan kematian dari infeksi covid-19.

“Kita perlu terus mendorong cakupan vaksinasi dosis lengkap yang lebih tinggi untuk mencegah dampak bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Pemberian dosis ketiga (booster) sangat penting untuk antisipasi lonjakan kasus covid-19 yang lebih parah lagi,” katanya.

Masyarakat diimbau agar kembali sadar akan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Meski jumlah kasus meningkat dan keterisian rumah sakit dapat terkendali, namun menekan jumlah infeksi covid-19 akan menjaga fasilitas layanan kesehatan tetap memadai,” ujar Nadia menandaskan. (Tri Wahyuni)