Pasien Positif Covid-19 per 1 Juli Melonjak Tinggi hingga 1.385 Kasus

0

JAKARTA (Suara Karya): Kasus positif virus corona disease (covid-19) di Indonesia hingga kini belum terjadi trend penurunan kasus yang signifikan. Hari ini malah terjadi kenaikan yang sangat tinggi yaitu 1.385, dari 56.385 menjadi 57.770 kasus. Untuk pasien meninggal, secara keseluruhan mencapai 2.934 orang atau bertambah 58 orang.

Kondisi serupa juga terjadi di dunia. Kasus positif covid-19 hingga kini juga belum surut. Total pasien positif sebanyak 10.485.763 kasus. Dengan demikian, ada kenaikan 182.796 kasus dibanding sebelumnya.

Tentang ODP (Orang Dalam Pemantauan) hari ini terjadi kenaikan hingga 1.395 kasus, dari 43.797 menjadi 45.192 kasus. Sedangkan kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga terjadi kenaikan 114 kasus, dari 13.182 menjadi 13.296 kasus.

Dijelaskan, orang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit, namun memiliki riwayat kontak dengan orang diduga positif covid-19. Sedangkan PDP adalah orang yang memiliki riwayat gejala covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas dan sakit tenggorokan. PDP sudah observasi medis pada saluran pernapasannya.

“Kendati demikian, kasus baru pasien positif covid-19 hari ini masih tinggi, jumlahnya mencapai 1.385 kasus. Jumlah kenaikan terbanyak kali ini dari DKI Jakarta sebanyak 213 kasus,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers, di Jakarta, Rabu (1/7/20).

Dijelaskan, kenaikan kasus baru covid-19 tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa daerah memiliki kasus penambahan dengan jumlah sangat tinggi, tetapi ada beberapa daerah yang tidak ada satu pun penambahan kasus positifnya.

“Hari ini ada 6 provinsi yang melaporkan kasus positifnya cukup tinggi, yaitu DKI Jakarta 213 kasus, Jawa Timur 185 kasus, Jawa Tengah 173 kasus, Maluku Utara 147 kasus, Sulawesi Selatan 130 kasus dan Papua 96 kasus,” ujarnya.

Sementara itu, data 6 provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif hingga hari ini tercatat, yaitu Jawa Timur 12.321 kasus, DKI Jakarta 11.637 kasus, Sulawesi Selatan 5.214 kasus, Jawa Tengah 4.006 kasus, Jawa Barat 3.276 kasus dan Kalimantan Selatan 3.223 kasus.

Gugus Tugas Nasional merinci akumulasi data positif covid-19 lainnya di Indonesia yaitu Aceh ada kenaikan 6 menjadi 86 kasus, Bali naik 34 menjadi 1.527 kasus, Banten naik 13 menjadi 1.466 kasus, Bangka Belitung ada kenaikan 2 menjadi 155 kasus, Bengkulu ada kenaikan 4 menjadi 129 kasus dan Yogyakarta ada kenaikan 1 menjadi 314 kasus.

Berikutnya, Jambi tak ada kenaikan menjadi 117 kasus, Kalimantan Barat ada kenaikan 5 menjadi 326 kasus, Kalimantan Timur naik 7 menjadi 525 kasus, Kalimantan Tengah naik 37 menjadi 931 kasus, Kalimantan Selatan naik 75 menjadi 3.223 kasus dan Kalimantan Utara tidak ada kenaikan menjadi 206 kasus.

Kemudian, Kepulauan Riau ada kenaikan 9 menjadi 302 kasus, Nusa Tenggara Barat naik 11 menjadi 1.245 kasus, Sumatera Selatan naik 29 menjadi 2.078 kasus, Sumatera Barat ada kenaikan 16 menjadi 742 kasus, Sulawesi Utara naik 20 menjadi 1.129 kasus, Sumatera Utara naik 50 menjadi 1.601 kasus dan Sulawesi Tenggara ada kenaikan 42 menjadi 405 kasus.

Adapun Sulawesi Tengah tidak ada kenaikan menjadi 189 kasus, Lampung ada kenaikan 1 menjadi 191 kasus, Riau ada kenaikan 1 menjadi 227 kasus, Maluku Utara ada kenaikan 147 menjadi 875 kasus dan Maluku naik 7 menjadi 749 kasus.

Selain itu, Papua Barat ada kenaikan 13 menjadi 242 kasus, Papua naik 96 menjadi 1.846 kasus, Sulawesi Barat ada kenaikan 2 menjadi 117 kasus, Nusa Tenggara Timur tidak ada kenaikan kasus menjadi 113 kasus dan Gorontalo tidak ada kenaikan jumlahnya tetap 249 kasus.

Yuri menegaskan, penambahan pasien sembuh covid-19 hingga total hari ini sebanyak 789 dari 24.806 menjadi 25.595 kasus. Kenaikan itu menunjukkan covid-19 bisa disembuhkan dan dicegah.

Untuk itu Pemerintah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan covid-19 di lingkungan kerja dan tempat tinggal.

Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjalin kekompakan dalam upaya pencegahan dan penanganan covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.

“Pastikan kita tidak tertular atau tidak menulari. Hargai dan bantu mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Jangan pernah bersikap diskriminasi kepada pasien yang sudah sembuh. Dan yang tak kalah penting, kita tidak boleh menolak jenazah pasien sebagai bagian dari kemanusiaan,” katanya.

Yuri menyebut, bentang usia pasien meninggal bekisar 45 hingga 65 tahun. Jumlah korban meninggal terdampak covid-19 itu terbilang tinggi. Ia berharap angka kematian akibat covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin.

Selain faktor usia, Yuri menambahkan, penyebab kematian sebagian besar karena penyakit bawaan. Hampir seluruh kasus meninggal karena adanya penyakit pendahulu, antara lain diabetes, penyakit jantung kronis, hingga penyakit paru obstruksi.

Yuri sekali lagi mengingatkan pentingnya menjaga jarak, hindari tempat berkumpul padat orang, cuci tangan pakai sabun, manakala ada yang sakit segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Tri Wahyuni)