Pasien Positif Covid-19 per 2 Juli Melonjak Tinggi hingga 1.624 Kasus

0
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. (suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Kasus positif virus corona disease (covid-19) di Indonesia hingga kini belum terjadi trend penurunan kasus yang signifikan. Hari ini malah terjadi kenaikan yang sangat tinggi yaitu 1.624, dari 57.770 menjadi 59.394 kasus. Untuk pasien meninggal, secara keseluruhan mencapai 2.987 orang atau bertambah 53 orang.

Kondisi serupa juga terjadi di dunia. Kasus positif covid-19 hingga kini juga belum surut. Total pasien positif sebanyak 10.694.288 kasus. Dengan demikian, ada kenaikan 208.525 kasus dibanding sebelumnya.

Tentang ODP (Orang Dalam Pemantauan) hari ini terjadi penurunan hingga 4.414 kasus, dari 45.192 menjadi 40.778 kasus. Sedangkan kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) terjadi kenaikan 63 kasus, dari 13.296 menjadi 13.359 kasus.

Dijelaskan, orang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit, namun memiliki riwayat kontak dengan orang diduga positif covid-19. Sedangkan PDP adalah orang yang memiliki riwayat gejala covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas dan sakit tenggorokan. PDP sudah observasi medis pada saluran pernapasannya.

“Kendati demikian, kasus baru pasien positif covid-19 hari ini masih tinggi, jumlahnya mencapai 1.624 kasus. Jumlah kenaikan terbanyak kali ini di Jawa Timur sebanyak 374 kasus,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (2/7/20).

Dijelaskan, kenaikan kasus baru covid-19 tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa daerah memiliki kasus penambahan dengan jumlah sangat tinggi, tetapi ada beberapa daerah yang tidak ada satu pun penambahan kasus positifnya.

“Hari ini ada 6 provinsi yang melaporkan kasus positifnya cukup tinggi, yaitu Jawa Timur 374 kasus, DKI Jakarta 186 kasus, Sulawesi Selatan 165 kasus, Jawa Tengah 153 kasus, Kalimantan Selatan 114 kasus dan Bali 113 kasus,” ujarnya.

Sementara itu, data 6 provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif hingga hari ini tercatat, yaitu Jawa Timur 12.695 kasus, DKI Jakarta 11.823 kasus, Sulawesi Selatan 5.379 kasus, Jawa Tengah 4.159 kasus, Jawa Barat 3.344 kasus dan Kalimantan Selatan 3.337 kasus.

Gugus Tugas Nasional merinci akumulasi data positif covid-19 lainnya di Indonesia yaitu Aceh hari ini tidak ada kenaikan menjadi 86 kasus, Bali naik 113 menjadi 1.640 kasus, Banten naik 8 menjadi 1.474 kasus, Bangka Belitung juga tidak ada kenaikan menjadi 155 kasus, Bengkulu ada kenaikan 1 menjadi 130 kasus dan Yogyakarta ada kenaikan 6 menjadi 320 kasus.

Berikutnya, Jambi dilaporkan tidak ada kenaikan menjadi 117 kasus, Kalimantan Barat juga tidak ada kenaikan menjadi 336 kasus, Kalimantan Timur naik 6 menjadi 531 kasus, Kalimantan Tengah naik 15 menjadi 946 kasus, Kalimantan Selatan naik 114 menjadi 3.337 kasus dan Kalimantan Utara tidak ada kenaikan menjadi 206 kasus.

Kemudian, Kepulauan Riau ada kenaikan 5 menjadi 307 kasus, Nusa Tenggara Barat naik 15 menjadi 1.260 kasus, Sumatera Selatan naik 42 menjadi 2.120 kasus, Sumatera Barat ada kenaikan 8 menjadi 750 kasus, Sulawesi Utara naik 30 menjadi 1.159 kasus, Sumatera Utara naik 89 menjadi 1.690 kasus dan Sulawesi Tenggara ada kenaikan 59 menjadi 464 kasus.

Adapun Sulawesi Tengah tidak ada kenaikan menjadi 186 kasus, Lampung ada kenaikan 2 menjadi 193 kasus, Riau ada kenaikan 1 menjadi 228 kasus, Maluku Utara ada kenaikan 65 menjadi 940 kasus dan Maluku naik 13 menjadi 762 kasus.

Selain itu, Papua Barat ada kenaikan 2 menjadi 244 kasus, Papua naik 70 menjadi 1.916 kasus, Sulawesi Barat ada kenaikan 2 menjadi 119 kasus, Nusa Tenggara Timur ada kenaikan 5 menjadi 118 kasus dan Gorontalo ada kenaikan 7 menjadi 256 kasus.

Yuri menegaskan, penambahan pasien sembuh covid-19 hingga total hari ini sebanyak 1.072 dari 25.595 menjadi 26.667 kasus. Kenaikan itu menunjukkan covid-19 bisa disembuhkan dan dicegah.

Untuk itu Pemerintah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan covid-19 di lingkungan kerja dan tempat tinggal.

Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjalin kekompakan dalam upaya pencegahan dan penanganan covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.

“Pastikan kita tidak tertular atau tidak menulari. Hargai dan bantu mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Jangan pernah bersikap diskriminasi kepada pasien yang sudah sembuh. Dan yang tak kalah penting, kita tidak boleh menolak jenazah pasien sebagai bagian dari kemanusiaan,” katanya.

Yuri menyebut, bentang usia pasien meninggal bekisar 45 hingga 65 tahun. Jumlah korban meninggal terdampak covid-19 itu terbilang tinggi. Ia berharap angka kematian akibat covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin.

Selain faktor usia, Yuri menambahkan, penyebab kematian sebagian besar karena penyakit bawaan. Hampir seluruh kasus meninggal karena adanya penyakit pendahulu, antara lain diabetes, penyakit jantung kronis, hingga penyakit paru obstruksi.

Yuri sekali lagi mengingatkan pentingnya menjaga jarak, hindari tempat berkumpul padat orang, cuci tangan pakai sabun, manakala ada yang sakit segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Tri Wahyuni)