JAKARTA (Suara Karya): Kasus positif virus corona disease (covid-19) di Indonesia hingga kini belum terjadi trend penurunan kasus yang signifikan. Meski sempat terjadi penurunan kasus, hari ini kenaikan maiah signifikan mencapai 1.178 kasus, dari 49.009 menjadi 50.187 kasus. Untuk pasien meninggal, secara keseluruhan mencapai 2.620 orang atau bertambah 47 orang.
Kondisi serupa juga terjadi di dunia. Kasus positif covid-19 hingga kini juga belum surut. Total pasien positif sebanyak 9.440.535 kasus. Dengan demikian, ada kenaikan 174.514 kasus dibanding sebelumnya.
Tentang ODP (Orang Dalam Pemantauan) hari ini terjadi lagi kenaikan hingga 646 kasus, dari 36.648 menjadi 37.294 kasus. Sedangkan kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) terjadi kenaikan lagi hingga 254 kasus, dari 13.069 menjadi 13.323 kasus.
Dijelaskan, orang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit, namun memiliki riwayat kontak dengan orang diduga positif covid-19. Sedangkan PDP adalah orang yang memiliki riwayat gejala covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas dan sakit tenggorokan. PDP sudah observasi medis pada saluran pernapasannya.
“Kendati demikian, kasus baru pasien positif covid-19 hari ini masih tinggi, jumlahnya mencapai 1.178 kasus. Jumlah terbanyak masih di Jawa Timur sebanyak 247 kasus,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (25/6/20).
Dijelaskan, kenaikan kasus baru covid-19 tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa daerah memiliki kasus penambahan dengan jumlah sangat tinggi, tetapi ada beberapa daerah yang tidak ada satu pun penambahan kasus positifnya.
“Ada 5 provinsi yang hari ini laporan kasus positifnya cukup tinggi, yaitu Jawa Timur 247 kasus, DKI Jakarta 196 kasus Sulawesi Selatan 103 kasus, Maluku Utara 80 kasus dan Jawa Tengah 78 kasus,” ujarnya.
Sementara itu, data 5 provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif hingga hari ini tercatat, yaitu DKI Jakarta sebanyak 10.600 kasus, Jawa Timur 10.545 kasus, Sulawesi Selatan 4.297 kasus, Jawa Barat 2.977 dan Jawa Tengah 2.920 kasus.
Gugus Tugas Nasional merinci akumulasi data positif covid-19 lainnya di Indonesia yaitu Aceh ada kenaikan 13 menjadi 66 kasus, Bali naik 56 menjadi 1.214 kasus, Banten naik 9 menjadi 1.399 kasus, Bangka Belitung tak ada kasus baru, tetap 148 kasus, Bengkulu ada kenaikan 2 menjadi 200 kasus dan Yogyakarta naik 7 menjadi 299 kasus.
Berikutnya Jambi tak ada kenaikan tetap 114 kasus, Kalimantan Barat juga tak ada kenaikan tetap 313 kasus, Kalimantan Timur naik 17 menjadi 473 kasus, Kalimantan Tengah naik 10 menjadi 810 kasus, Kalimantan Selatan naik 60 menjadi 2.835 kasus dan Kalimantan Utara naik 9 menjadi 188 kasus.
Kemudian ada Kepulauan Riau yang naik 7 kasus menjadi 291 kasus, Nusa Tenggara Barat naik 17 menjadi 1.119 kasus, Sumatera Selatan naik 24 menjadi 1.893 kasus, Sumatera Barat naik 2 menjadi 717 kasus, Sulawesi Utara naik 46 menjadi 938kasus, Sumatera Utara naik 69 menjadi 1.356 kasus dan Sulawesi Tenggara tak ada kenaikan tetap 337 kasus.
Adapun Sulawesi Tengah naik 1 menjadi 181 kasus, Lampung naik 4 menjadi 187 kasus, Riau naik 3 menjadi 220 kasus, Maluku Utara naik 80 menjadi 640 kasus dan Maluku naik 13 menjadi 684 kasus.
Selain itu, Papua Barat naik 8 menjadi 233 kasus, Papua naik 59 menjadi 1.613 kasus, Sulawesi Barat naik 1 menjadi 106 kasus, Nusa Tenggara Timur tak ada kenaikan, tetap 111 kasus dan Gorontalo naik 5 menjadi 243 kasus.
Yuri menegaskan, penambahan pasien sembuh covid-19 hingga total hari ini sebanyak 791 kasus dari 19.658 menjadi 20.449 kasus. Kenaikan itu menunjukkan covid-19 bisa disembuhkan dan dicegah.
Untuk itu Pemerintah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan covid-19 di lingkungan kerja dan tempat tinggal.
Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjalin kekompakan dalam upaya pencegahan dan penanganan covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.
“Pastikan kita tidak tertular atau tidak menulari. Hargai dan bantu mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Jangan pernah bersikap diskriminasi kepada pasien yang sudah sembuh. Dan yang tak kalah penting, kita tidak boleh menolak jenazah pasien sebagai bagian dari kemanusiaan,” katanya.
Yuri menyebut, bentang usia pasien meninggal bekisar 45 hingga 65 tahun. Jumlah korban meninggal terdampak covid-19 itu terbilang tinggi. Ia berharap angka kematian akibat covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin.
Selain faktor usia, Yuri menambahkan, penyebab kematian sebagian besar karena penyakit bawaan. Hampir seluruh kasus meninggal karena adanya penyakit pendahulu, antara lain diabetes, penyakit jantung kronis, hingga penyakit paru obstruksi.
Yuri sekali lagi mengingatkan pentingnya menjaga jarak, hindari tempat berkumpul padat orang, cuci tangan pakai sabun, manakala ada yang sakit segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Tri Wahyuni)