JAKARTA (Suara Karya): Kasus positif virus corona disease (covid-19) di Indonesia hingga kini belum terjadi trend penurunan kasus yang signifikan. Hari ini terjadi kenaikan kasus yang masih tinggi yaitu 1.082, dari 54.010 menjadi 55.092 kasus. Untuk pasien meninggal, secara keseluruhan mencapai 2.805 orang atau bertambah 51 orang.
Kondisi serupa juga terjadi di dunia. Kasus positif covid-19 hingga kini juga belum surut. Total pasien positif sebanyak 10.147.906 kasus. Dengan demikian, ada kenaikan 161.044 kasus dibanding sebelumnya.
Tentang ODP (Orang Dalam Pemantauan) hari ini terjadi penurunan hingga 6.053 kasus, dari 47.658 menjadi 41.605 kasus. Sedangkan kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga terjadi penurunan hingga 1.377 kasus, dari 14.712 menjadi 13.335 kasus.
Dijelaskan, orang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit, namun memiliki riwayat kontak dengan orang diduga positif covid-19. Sedangkan PDP adalah orang yang memiliki riwayat gejala covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas dan sakit tenggorokan. PDP sudah observasi medis pada saluran pernapasannya.
“Kendati demikian, kasus baru pasien positif covid-19 hari ini masih tinggi, jumlahnya mencapai 1.082 kasus. Jumlah kenaikan terbanyak masih dari Jawa Timur sebanyak 297 kasus,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers, di Jakarta, Senin (29/6/20).
Dijelaskan, kenaikan kasus baru covid-19 tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa daerah memiliki kasus penambahan dengan jumlah sangat tinggi, tetapi ada beberapa daerah yang tidak ada satu pun penambahan kasus positifnya.
“Hari ini ada 4 provinsi yang laporan kasus positifnya cukup tinggi, yaitu Jawa Timur 297 kasus, Jawa Tengah 198 kasus, Sulawesi Selatan 188 kasus dan DKI Jakarta 123 kasus,” ujarnya.
Sementara itu, data 6 provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif hingga hari ini tercatat, yaitu Jawa Timur 11.805 kasus, DKI Jakarta 11.237 kasus, Sulawesi Selatan 4. 995 kasus, Jawa Tengah 3.680 kasus, Jawa Barat 3.134 kasus dan Kalimantan Selatan 3.042
Gugus Tugas Nasional merinci akumulasi data positif covid-19 lainnya di Indonesia yaitu Aceh tidak ada kenaikan menjadi 79 kasus, Bali naik 30 menjadi 1.444 kasus, Banten naik 6 menjadi 1.444 kasus, Bangka Belitung ada kenaikan 3 menjadi 153 kasus, Bengkulu tak ada kenaikan menjadi 125 kasus dan Yogyakarta tidak ada kenaikan menjadi 306 kasus.
Berikutnya, Jambi juga tak ada kenaikan menjadi 117 kasus, Kalimantan Barat tak ada kenaikan menjadi 321 kasus, Kalimantan Timur naik 7 menjadi 510 kasus, Kalimantan Tengah naik 47 menjadi 881 kasus, Kalimantan Selatan naik 39 menjadi 3.042 kasus dan Kalimantan Utara ada kenaikan 3 menjadi 204 kasus.
Kemudian, Kepulauan Riau ada kenaikan 2 menjadi 295 kasus, Nusa Tenggara Barat naik 14 menjadi 1.213 kasus, Sumatera Selatan naik 23 menjadi 2.023 kasus, Sumatera Barat tidak ada kenaikan menjadi 725 kasus, Sulawesi Utara naik 25 menjadi 1.082 kasus, Sumatera Utara naik 13 menjadi 1.480 kasus dan Sulawesi Tenggara ada kenaikan 2 menjadi 345 kasus.
Adapun Sulawesi Tengah tidak ada kenaikam menjadi 186 kasus, Lampung juga tidak ada kenaikan menjadi 188 kasus, Riau ada kenaikan 2 menjadi 226 kasus, Maluku Utara tidak ada kenaikan menjadi 719 kasus dan Maluku naik 15 menjadi 726 kasus.
Selain itu, Papua Barat ada kenaikan 1 menjadi 237 kasus, Papua naik 3 menjadi 1.699 kasus, Sulawesi Barat tidak ada kenaikan menjadi 111 kasus, Nusa Tenggara Timur juga tidak ada kenaikan kasus menjadi 113 kasus dan Gorontalo juga tak ada kenaikan jumlahnya tetap 243 kasus.
Yuri menegaskan, penambahan pasien sembuh covid-19 hingga total hari ini sebanyak 864 dari 22.936 menjadi 23.800 kasus. Kenaikan itu menunjukkan covid-19 bisa disembuhkan dan dicegah.
Untuk itu Pemerintah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan covid-19 di lingkungan kerja dan tempat tinggal.
Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjalin kekompakan dalam upaya pencegahan dan penanganan covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.
“Pastikan kita tidak tertular atau tidak menulari. Hargai dan bantu mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Jangan pernah bersikap diskriminasi kepada pasien yang sudah sembuh. Dan yang tak kalah penting, kita tidak boleh menolak jenazah pasien sebagai bagian dari kemanusiaan,” katanya.
Yuri menyebut, bentang usia pasien meninggal bekisar 45 hingga 65 tahun. Jumlah korban meninggal terdampak covid-19 itu terbilang tinggi. Ia berharap angka kematian akibat covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin.
Selain faktor usia, Yuri menambahkan, penyebab kematian sebagian besar karena penyakit bawaan. Hampir seluruh kasus meninggal karena adanya penyakit pendahulu, antara lain diabetes, penyakit jantung kronis, hingga penyakit paru obstruksi.
Yuri sekali lagi mengingatkan pentingnya menjaga jarak, hindari tempat berkumpul padat orang, cuci tangan pakai sabun, manakala ada yang sakit segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Tri Wahyuni)