
JAKARTA (Suara Karya): Kasus positif virus corona disease (covid-19) di Indonesia hingga kini belum terjadi trend penurunan kasus yang signifikan. Hari ini masih terjadi kenaikan yang tinggi, yaitu 1.268 kasus, dari 64.958 menjadi 66.226 kasus. Untuk pasien meninggal, secara keseluruhan mencapai 3.309 orang atau bertambah 68 orang.
Kondisi serupa juga terjadi di dunia. Kasus positif covid-19 hingga kini juga belum surut. Total pasien positif sebanyak 11.626.759 kasus. Dengan demikian, ada kenaikan 168.766 kasus dibanding sebelumnya.
Tentang ODP (Orang Dalam Pemantauan) hari ini terjadi penurunan 46 kasus, dari 38.748 menjadi 38.702 kasus. Sedangkan kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) terjadi kenaikan sebesar 111 kasus, dari 13.360 menjadi 13. 471 kasus.
Dijelaskan, orang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit, namun memiliki riwayat kontak dengan orang diduga positif covid-19. Sedangkan PDP adalah orang yang memiliki riwayat gejala covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas dan sakit tenggorokan. PDP sudah observasi medis pada saluran pernapasannya.
“Kendati demikian, kasus baru pasien positif covid-19 hari ini masih tinggi, jumlahnya mencapai 1.268 kasus. Jumlah kenaikan terbanyak kali ini di Jawa Timur sebanyak 280 kasus,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers, di Jakarta, Selasa (7/7/20).
Dijelaskan, kenaikan kasus baru covid-19 tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa daerah memiliki kasus penambahan dengan jumlah sangat tinggi, tetapi ada beberapa daerah yang tidak ada satu pun penambahan kasus positifnya.
“Ada 5 provinsi yang hari ini melaporkan kasus positifnya cukup tinggi, yaitu Jawa Timur 280 kasus, Sulawesi Selatan 218 kasus, DKI Jakarta 190 kasus, Jawa Tengah 140 kasus dan Jawa Barat 79 kasus,” ujarnya.
Sementara itu, data 6 provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif hingga hari ini tercatat, yaitu Jawa Timur 14.601 kasus, DKI Jakarta 12.857 kasus, Sulawesi Selatan 6.192 kasus, Jawa Tengah 4.878 kasus, Jawa Barat 3.779 kasus dan Kalimantan Selatan 3.695 kasus.
Gugus Tugas Nasional merinci akumulasi data positif covid-19 lainnya di Indonesia yaitu Aceh ada kenaikan 1 menjadi 88 kasus, Bali naik sebanyak 40 menjadi 1.940 kasus, Banten naik 6 menjadi 1.531 kasus, Bangka Belitung ada kenaikan 2 menjadi 171 kasus, Bengkulu ada kenaikan 3 menjadi 144 kasus dan Yogyakarta ada kenaikan 7 menjadi 346 kasus.
Berikutnya, Jambi dilaporkan ada kenaikan 1 menjadi 121 kasus, Kalimantan Barat juga ada kenaikan 5 menjadi 344 kasus, Kalimantan Timur naik 6 menjadi 603 kasus, Kalimantan Tengah naik 18 menjadi 1.058 kasus, Kalimantan Selatan naik 67 menjadi 3.695 kasus dan Kalimantan Utara tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 206 kasus.
Kemudian, Kepulauan Riau tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 313 kasus, Nusa Tenggara Barat naik 30 menjadi 1.392 kasus, Sumatera Selatan naik 30 menjadi 2.356 kasus, Sumatera Barat ada kenaikan 5 menjadi 780 kasus, Sulawesi Utara naik 34 menjadi 1.252 kasus, Sumatera Utara naik 23 menjadi 1.821 kasus dan Sulawesi Tenggara ada kenaikan 3 menjadi 487 kasus.
Adapun Sulawesi Tengah tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 191 kasus, Lampung juga tidak ada kenaikan hari ini menjadi 201 kasus, Riau ada kenaikan 1 menjadi 236 kasus, Maluku Utara ada kenaikan 14 menjadi 967 kasus dan Maluku naik 26 menjadi 830 kasus.
Selain itu, Papua Barat ada kenaikan 1 menjadi 266 kasus, Papua naik 30 menjadi 2.057 kasus, Sulawesi Barat ada kenaikan 3 menjadi 127 kasus, Nusa Tenggara Timur lagi-lagi tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 118 kasus dan Gorontalo ada kenaikan 4 menjadi 276 kasus.
Yuri menegaskan, penambahan pasien sembuh covid-19 hingga total hari ini sebanyak 866 dari 29.919 menjadi 30.785 kasus. Kenaikan itu menunjukkan covid-19 bisa disembuhkan dan dicegah.
Untuk itu, pemerintah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan covid-19 di lingkungan kerja dan tempat tinggal.
Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjalin kekompakan dalam upaya pencegahan dan penanganan covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.
“Pastikan kita tidak tertular atau tidak menulari. Hargai dan bantu mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Jangan pernah bersikap diskriminasi kepada pasien yang sudah sembuh. Dan yang tak kalah penting, kita tidak boleh menolak jenazah pasien sebagai bagian dari kemanusiaan,” katanya.
Yuri menyebut, bentang usia pasien meninggal bekisar 45 hingga 65 tahun. Jumlah korban meninggal terdampak covid-19 itu terbilang tinggi. Ia berharap angka kematian akibat covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin.
Selain faktor usia, Yuri menambahkan, penyebab kematian sebagian besar karena penyakit bawaan. Hampir seluruh kasus meninggal karena adanya penyakit pendahulu, antara lain diabetes, penyakit jantung kronis, hingga penyakit paru obstruksi.
Yuri sekali lagi mengingatkan pentingnya menjaga jarak, hindari tempat berkumpul padat orang, cuci tangan pakai sabun, manakala ada yang sakit segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Tri Wahyuni)