Suara Karya

PB HMI Komitmen Cetak 15.000 Pengusaha Baru

JAKARTA (Suara Karya): Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) berkomitmen untuk mencetak 15.000 wirausahawan baru diberbagai bidang. Hal ini sejalan program dengan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang juga masif mencetak pelaku usaha diberbagai sektor.

Ketua Presidium Majelis Nasional KAHMI Kamrusammad dalam siaran persnya kepada Suara Karya, di Jakarta, Selasa (22/5) menyatakan menyambut baik komitmen yang diperlihatkan PB HMI melalui program tersebut.

CETAK PENGUSAHA BARU- Ketua Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kamrusammad dan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) usai menggelar acara diskusi di Kampus Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. (Foto: Dok KAHMI)

Ia menegaskan, sejauh ini terdapat sekitar 750.000 anggota HMI aktif, maka tidak menutup kemungkinan adanya 15.000 pencetak lapangan pekerjaan dari HMI.

Menurutnya, perubahan pola pikir yang selama ini mencari pekerjaan menjadi pencipta lapangan kerja sudah harus dimulai dari sekarang.

Dengan demikian, setelah lulus dari kampus maka tidak lagi sibuk mencari kerja justru malah membuka lapangan pekerjaan.

“Maka kita inginkan dengan adanya 15.000 anggota yang menjadi wirausaha, bisa terbayang berapa lapangan kerja yang ada,” katanya.

Hadir dalam acara tersebut  Staff Khusus Menteri Koperasi dan UKM Agus Muharram,  Ketua Umum PB HMI Saddam Al Jihad, serta perwakilan BEM se Indonesia dan HMI se Indonesia.

Sementar itu, Agus Muharram mengatakan, secara statistik gerakan-gerakan kewirausahaan nasional sepanjang tahun menurut Kementerian Koperasi dan UKM mencatat peningkatan dari 0.45 persen menjadi 1.56 persen. Angka ini tentu relatif kecil dibandingkan negara lain.

Seperti di negara tetangga, Malaysia yang mencatat 4 persen, Thailand 4.51 persen dan Singapura menjadi yang tertinggi yaitu 7.2 persen. Belum lagi di lihat dari segi kualitas, enterpreneur kita di pentas global masih kalah jauh.

Memasuki era pasar tunggal dengan berlalunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 lalu, keberadaan AEC itu sendiri akan menjadikan arus bebas lalu lintas barang, jasa, investasi dan modal di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut tentu akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial bagi Indonesia saat ini yang belum siap sepenuhnya menghadapi persaingan bebas ini.

Pada kesempatan yang sama, Saddam Al Jihad mengatakan komitmen HMI dalam menyiapkan 15.000 entrepreneur baru untuk menyambut bonus demografi 2030, sekaligus menjawab tantangan revolusi industri ke empat saat ini.

Dengan ini, dirinya berharap ada peningkatan kualitas dengan bergabungnya kader-kader HMI yang memang sudah sangat berkualitas. Sehingga, enterpreneur Indonesia juga bisa bersaing di kancah dunia khususnya ASEAN.

“Belum lama ini KAHMI melalui KAHMIPreneur telah melakukan MOU dengan tiga lembaga, sehingga dengan adanya MOU ini diharapkan dapat mencetak enterpreneur yang berkualitas”, ujarnya. (Sugandi)

Related posts