JAKARTA (Suara Karya): Atribut kampanye Jokowi ala raja yang marak beredar di Jawa Tengah, dinilai sebagai modus ‘black campaign’ gaya baru yang dilakukan untuk mendikreditkan Jokowi.
“Atribut itu seolah mendukung kami, padahal bersifat ‘black campaign’ (kampanye hitam). Dari aspek estetika, komunikasi politik, daya imajinasi, dan teknik kampanye, atribut bergambar PDI Perjuangan dan Pak Jokowi yang terpasang tersebut, bukan kami. Ada pihak-pihak yang memalsukan APK tersebut. Kami yakin, atribut tersebut dipasang oleh pihak yang mau mendiskreditkan kami,” kata Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Hasto mengatakan, apa yang terjadi dengan pemasangan poster tersebut, tidak terlepas dari hasil survei yang selalu menempatkan PDIP dengan elektabilitas tertinggi.
Akibatnya, ada kekuatan-kekuatan tertentu yang mendowngrade PDI-P agar elektabilitas petahana turun. “Ini cara-cara yang tidak sehat dalam demokrasi,” ujar Hasto.
Hasto pun mengucapkan terima kasih atas kerja cepat kader partai bersama dengan masyarakat yang melaporkan adanya APK liar tersebut dan kemudian menurunkan APK setelah berkoorsinasi dengan Bawaslu.
“Kami juga sedang memertimbangkan langkah hukum atas pemasangan APK oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut,” katanya.
Sekedar informasi, dalam poster tersebut, foto Jokowi disunting dengan gaya ala raja-raja Jawa. Dengan latar merah dan lambang banteng ala PDIP. Serta nomor urut 3 yang merupakan nomor urut partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu di Pemilu 2019. Poster tersebut tersebar di 27 Kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah. (Gan)