
JAKARTA (Suara Karya): Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) memberi bantuan dana untuk pengembangan komunitas sastra di berbagai daerah.
“Bantuan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memajukan bahasa dan sastra Indonesia,” kata Kepala Badan Bahasa, E Aminudin Aziz di Jakarta, Minggu (20/11/23).
Ditambahkan, komunitas sastra di Indonesia perlu mendapat perhatian serius, karena keberadaannya tidak menentu, terutama komunitas sastra yang masih berkembang dan belum mapan.
“Bantuan dana ini diharapkan dapat mengoptimalkan perannya sebagai tempat dan media kreatif bagi sastrawan dan pegiat sastra dalam memproduksi karya-karyanya,” ujarnya.
Tak hanya bantuan finansial, lanjut Aminudin Aziz, Badan Bahasa juga memastikan akan memberi pendampingan kepada komunitas sastra dalam penyusunan laporan penggunan dana bantuan pemerintah 2023.
“Pemerintah daerah, sastrawan, dan masyarakat diharapkan ikut berkontribusi dalam pelindungan dan pengembangan kesusastraan di Indonesia,” ujarnya.
Aminudin menegaskan, komunitas sastra harus dirangkul, guna ikut menjaga sastra Indonesia yang merupakan warisan dan kekayaan budaya Indonesia.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menyampaikan, Kemdikbudristek tahun ini memberi dana bantuan sebanyak 79 paket, baik dalam bentuk fasilitasi bagi komunitas sastra maupun penghargaan perseorangan.
“Bantuan berupa fasilitasi dan penghargaan sebagai program perdana bantuan pemerintah diberikan setelah melalui rangkaian seleksi administrasi dan substansi yang ketat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel,” tuturnya.
Beberapa komunitas penerima adalah Komunitas Forum Lingkar Pena di Jawa Barat, Klub Baca Petra di Nusa Tenggara Timur, Jangkah Nusantara di Yogyakarta, Komunitas Mahima di Bali, serta Ruma Kata Sorong di Papua Barat Daya.
Ketua Komunitas Mahima, Kadek Sonya Piscayanti mengungkapkan, berkat dana bantuan Rp105 juta dari pemerintah, Komunitas Mahima tahun ini bisa menggelar Pekan Raya Cipta Karya Mahima secara besar-besaran.
“Pekan Raya Cipta Karya Mahima dilakukan setiap tahun dalam bentuj pelatihan dan pertunjukan. Selama ini kami mengandalkan dana iuran. Tahun ini dapat bantuan dari pemerintah,” katanya.
Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Molly Prabawaty mengungkapkan, bantuan itu diharapkan dapat meningkatkan peran komunitas sastra sebagai pihak pemroduksi karya. (Tri Wahyuni)