
JAKARTA (Suara Karya): Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar acara nonton bareng (nobar) virtual film animasi berjudul “Battle of Surabaya”. Film karya anak bangsa itu ditayangkan lewat kanal zoom pada Minggu (16/8/20).
Kepala Puspeka Kemdikbud, Hendarman memberi apresiasi yang tinggi kepada Mohammad Suyanto, produser sekaligus penulis naskah ‘Battle of Surabaya’ (BoS) Berkat gagasannya, anak Indonesia dapat belajar tentang karakter gigih warga Surabaya dalam membela kebenaran serta bela negara.
“BoS akan menarik anak-anak karena dibuat dalam bentuk animasi. Upaya semacam harus kita dukung agar makin banyak warga bangsa yang berbuat serupa demi meningkatkan karakter baik, rasa cinta Tanah Air, bela negara, berjuang tanpa kenal lelah,” tuturnya.
Sebagai informasi, film animasi 2D besutan sutradara muda Aryanto Yuniawan ini menampilkan tokoh dan cerita fiktif, namun berlatar belakang sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat perang Surabaya 1945. Film dibuat rumah produksi MSV Pictures.
Menurut Hendarman, karakter cinta tanah air dan kesadaran perjuangan bangsa perlu ditanamkan kepada para pelajar di seluruh Indonesia sejak dini. Sehingga karakter itu akan menguat hingga dia tumbuh dewasa.
“Belajar bagaimana menjadi seorang Indonesia, kita harus memiliki karakter perjuangan yang luar biasa. Kita harus melakukan apapun untuk harga diri bangsa Indonesia,” katanya.
Hendarman menceritakan, ide nobar berasal dari ide teman-teman di Puspeka. Kegiatan itu bagian dari perpaduan kita ingin merayakan Hari Pramuka dan kemudian menyambut kemerdekaan Indonesia yang ke-75.
Selain nobar, acara juga diisi diskusi oleh produser “Battle of Surabaya” yang juga Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Mohammad Suyanto; Sutradara Aryanto Yuniawan; sejarawan yang juga pendiri Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali; sineas Tissa Biani serta dua pengisi suara BoS yaitu Angela Vero dan Ian Saybani.
Acara ini juga dimeriahkan dengan beragam kuis dan project bagi pelajar yang bertemakan kemerdekaan RI. (Tri Wahyuni)