PELNI Maksimalkan Distribusi Barang Kebutuhan Pokok

0
(suarakarya.co.id/Istimewa)

JAKARTA (Suara Karya): PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) terus memaksimalkan pelaksanaan operasional kapal tol laut guna menjamin distribusi dan ketersediaan barang kebutuhan pokok maupun barang penting lainnya di Indonesia.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero), Yahya Kuncoro menyampaikan sepanjang Triwulan I tahun 2020, realisasi muatan yang telah diangkut melalui kapal tol laut yang dioperasikan oleh Perusahaan sebesar 1.393 TEUs. Sejak masa Covid -19 hingga akhir tahun, PELNI memproyeksikan dapat mengangkut muatan sejumlah 3.859 TEUs dan diharapkan lebih.

“Dengan jadwal pelayaran yang tetap dan teratur, PELNI terus mengoptimalkan pelaksanaan operasional tol laut dan memaksimalkan pengoperasian ‘Rumah Kita’ sebagai sentra logistik muatan kapal tol laut,” ungkap Yahya melalui siaran persnya di Jakarta, Sabtu (2/5/2020).

Adapun pada muatan berangkat kapal tol laut yang dioperasikan, PELNI mengangkut sembako seperti gula, tepung terigu, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar dan yang lainnya. Sedangkan untuk barang kebutuhan penting seperti benih padi, jagung dan kedelai, pupuk, semen, elpiji 3 (tiga) kilogram, triplek, besi baja konstruksi, baja ringan.

PELNI juga terus memaksimalkan potensi muatan balik pada kapal tol laut dengan membawa hasil alam dari daerah untuk dapat dipasarkan di jawa port, sehingga diharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat. Sebagai informasi bahwa kapal tol laut dapat mengangkut potensi muatan seperti sembako, curah, batubara, batang kayu, dan lainya.

“Beberapa waktu lalu, dari Morotai menuju Surabaya, kami membawa muatan balik berupa ikan tuna dan batang kelapa. Begitupun di daerah Tarempa, Natuna kami mengoptimalkan muatan seperti ikan, cumi-cumi, dan cengkeh,” sambung Yahya.

Sementara itu, melalui program tol laut, PELNI juga terus menunjukkan perannya dalam membantu Pemerintah dalam mengurangi disparitas harga bahan pokok dan bahan penting lainnya melalui pengoperasian ‘Rumah Kita’, sebagai sentra distribusi barang-barang tol laut dan menjadi sentra pemasaran bagi produk lokal untuk dimuat kembali pada kapal tol laut sehingga dapat dipasarkan di daerah maju. Pengoperasian ‘Rumah Kita’ dilakukan oleh anak usaha PELNI, PT Sarana Bandar Nasional.

Yahya menambahkan, Keberadaan ‘Rumah Kita’ menjadi acuan standar harga para pedagang untuk menjual barangnya. Harga yang lebih kompetitif di ‘Rumah Kita’ mampu membantu menurunkan harga barang secara umum di daerah Indonesia Timur dan daerah T3P. Sehingga keberadaanya menjadi bagian yang penting pada aspek pengendalian disparsitas harga.

‘Rumah Kita’ merupakan gagasan Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN dengan melakukan sinergi bersama BUMN, BUMD, serta BUMDes untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan menjaga harga barang kebutuhan pokok dan penting. (Tri Wahyuni)