
JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah akan membuka jalur alternatif penyebrangan dari Sumatera ke Jawa lewat Pelabuhan Panjang di Lampung. Upaya itu merupaka langkah antisipasi penumpukan kendaraan pemudik di Pelabuhan Bakauheni pada arus balik.
“Jalur alternatif itu dibuka, setelah melihat lonjakan penumpang yang sangat tinggi pada arus mudik di angkutan penyebrangan,” kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam rapat koordinasi virtual terkait arus balik Idul Fitri 1443H, Senin (2/5/22).
Catatan Kementerian Perhubungan menunjukkan jumlah penumpang pada angkutan penyebrangan melebihi penumpang di transportasi umum lain, yakni sekutar 1,6 juta penumpang, baik itu di Pelabuhan Bakauheni maupun di Pelabuhan Merak.
Sejauh ini, pemerintah telah melakukan rekayasa dan langkah antisipasif mengatasi kepadatan kendaraan yang akan mudik. Namun, jumlah pemudik pada arus balik dikhawatirkan akan melebihi pada arus mudik.
“Untuk itu, Pelabuhan Panjang bisa kita jadikan alternatif. Kita juga akan lakukan skenario untuk merespon perubahan perilaku pemudik tahun ini dibanding 3 tahun lalu. Sehingga penanganannya bisa lebih cermat dan memuaskan bagi para pemudik,” ujarnya.
Muhadjir menyebut, informasi terkait penggunaan dan lalu lintas Pelabuhan Panjang sebagai tambahan Pelabuhan Bakauheni perlu diperjelas dan diintegrasikan. Nantinya data dan informasi hanya satu. Hal itu akan mempermudah dalam mengambil keputusan lain.
“Lebih baik kita berlebih dalam menyiapkan skenario, sehingga bisa diambil keputusan yang cepat dalam waktu singkat. Hal itu guna menghindari terjadinya anomali yang tidak terduga,” ujarnya.
Ia meminta kepada Menteri Kesehatan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memberi pelayanan di sektor kesehatan dan kebutuhan sekunder dari masyarakat, terutama di rest area.
“Kalau pada akhirnya ‘rest area’ digunakan sebagai penyangga, pastikan mereka mendapat pelayanan yang baik. Hal itu akan mengalihkan perhatian mereka yang akan pulang, agar tidak fokus untuk langsung menyeberang,” ucapnya.
Sementara itu Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya akan melakukan suatu pergerakan dari Pelabuhan Panjang ke Pelabuhan Ciwandan pada arus balik untuk mengurangi tekanan di Pelabuhan Merak.
Secara internal pihaknya sudah membahas hal tersebut dengan Pelindo dan stakeholder di Lampung untuk memastikan Pelabuhan Panjang sebagai alternatif titik kedua, jika terjadi kepadatan di Pelabuhan Bakauheni.
“Kita harus beri kepastian kepada pemilik bisnis dari Panjang ke Ciwandan. Proyeksi harus dibuat secara ‘apple to apple’, terutama dari segi jumlah pada arus balik. Meski jumlahnya tidak besar, paling tidak ada punya ruang yang bisa dilewati,” tutur Menhub.
Pengaturan lalu lintas menuju Pelabuhan Panjang, Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi meminta Kapolda Lampung untuk menyesuaikan fasilitas yang akan digunakan dalam penyebrangan dari Bakauheni. Sehingga masyarakat tahu dengan pasti, dermaga mana saja yang bisa digunakan.
“Pengaturan sudah dilakukan dari pintu depan, sebelum masuk ke pelabuhan masing-masing. Kami harap manajemen di pelabuhan bisa bekerja cepat, sehingga waktu bongkar muat dan lainnya mempersingkat proses menuju penyebrangan ke Banten,” ujar Firman.
Hadir dalam rapat secara daring, Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno; Menkes Budi Gunadi Sadikin; Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto; Dirjen Perhubungan Darat; Plt Dirjen Perhubungan Laut, Kepala Badan Pengaturan Jalan Tol KemenPU & PR, Dirlantas Lampung, Asops TNI, Asops Polri, PT ASDP, Jasa Marga, Pelindo dan peserta rapat lain. (Tri Wahyuni)