
JAKARTA (Suara Karya): Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan, beredarnya berita bohong (hoaks) soal adanya 7 kontainer surat suara pemilu 2019 yang sudah dicoblos, dinilai membahayakan. Pasalnya, hoaks ini menyerang kredibilitas dan integritas Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara pemilu.
Menurut dia, dampak yang dihasilkan dari penyebaran hoaks tersebut, dinilai cukup serius, bisa mengakibatkan masyarakat tak percaya dan apatis bahwa KPU melangsungkan pemilu dengan sukses pada tahun ini. Akibatnya, warga yang memiliki hak pilih tidak mau menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2019.
“Ini berbahaya, karena dampak dari penyebaran hoaks yang menyasar penyelenggara pemilu ini, daya rusaknya itu sangat besar. Dia bisa membuat publik menjadi apatis, tidak percaya,” ujar Titi, di Jakarta, Kamis (3/1/2018).
Yang lebih parah lagi, hoaks ini bisa memupuk kebencian masyarakat terhadap KPU. Selain itu, Titi menilai, ada risiko terhadap mereka yang bertugas di KPU seperti intimidasi dan tindak kekerasan.
“Bukan tidak mungkin bisa berujung kepada intimidasi dan kekerasan kalau dibiarkan,” ujar Titi. (Gan)