
JAKARTA (Suara Karya): Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) bekerja sama Komando Distrik Militer 0510/Tigaraksa Kodam Jaya, Kabupaten Tangerang menggelar vaksinasi massal bagi penderita kanker.
Tercatat ada sekitar 1.300 orang datang dalam perhelatan yang dilaksanakan di The Springs Club Summarecon Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (8/8/21).
Ketua Pengurus Pusat Peraboi, Walta Gautama mengaku senang, karena harapannya bisa terwujud. Karena sejak awal program vaksinasi digulirkan pemerintah, ia mengusulkan agar pasien kanker masuk kelompok prioritas.
Alasannya, penderita kanker memiliki risiko tinggi mengalami gejala berat dan kematian jika terpapar covid-19. Hal itu terbukti dari data yang dikeluarkan 3 rumah sakit besar (RS) di Indonesia, yaitu RS Kanker Dharmais, RS Hasan Sadikin Bandung dan RS Sanglah Bali, dimana angka kematian pasien kanker akibat covid-19 sekitar 20-23 persen.
“Dari jumlah tersebut, pasien kanker yang meninggal karena covid-19 terbanyak dialami pasien kanker payudara,” ujarnya.
Dipilihnya kegiatan vaksinasi massal untuk pasien kanker, dr Walta menjelaskan, hal itu sebagai promosi kepada masyarakat kalau pasien kanker itu tidak masalah jika diberi vaksinasi. Sehingga tenaga kesehatan tak perlu ragu menerima pasien kanker yang datang ke sentra vaksinasi.
“Tenaga kesehatan ragu menerima pasien kanker, karena takut terjadi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Karena itu, pasien kanker yang seharusnya masuk kelompok prioritas, malah belum mendapat vaksinasi. Dampaknya, banyak pasien kanker yang meninggal dunia terkena covid-19,” tuturnya.
Kegiatan itu, lanjut dr Walta sekaligus informasi bagi pasien kanker bahwa vaksinasi covid-19 ini aman bagi mereka. Sehingga mereka tak perlu takut lagi datang ke sentra vaksinasi.
“Saya pernah dapat laporan, banyak juga pasien kanker yang takut ikut vaksinasi. Dari sejumlah pasien yang diundang dalam kegiatan vaksinasi massal, ternyata yang datang hanya 12 orang,” ucapnya.
Ditanya apa ada jenis kanker yang tidak boleh divaksinasi, dr Walta menjelaskan, hal itu tidak masalah. Apalagi jika sudah menjadi penyintas kanker lebih dari 2 tahun, mereka sudah dalam kondisi sama dengan orang normal.
“Pasien yang sedang menjalani pengobatan juga bisa. Nanti dokternya akan atur, jadwal vaksinasi tidak berbenturan dengan jadwal pengobatan. Karena bagaimana pun, vaksinasi ini perlu agar pasien kanker terlindungi dari covid-19,” kata dr Walta menegaskan.
Ketua Panitia Pelaksana Vaksinasi Massal bagi Pasien Kanker, Abdul Rachman menjelaskan, sasaran kegiatan ini adalah pasien kanker dan keluarganya yang tinggal di Jakarta, Tangerang dan sekitarnya. The Springs Club dipilih karena ruangan yang luas. Pendaftaran juga secara online untuk mencegah terjadinya kerumunan.
“Antusiasme pasien dan penyintas kanker sangat besar, sehingga kami harus melakukan sistem buka-tutup pendaftaran online. Hal itu untuk menjamin ketersediaan vaksin bagi mereka yang sudah terdaftar,” ujar Abdul.
Prosea penapisan pasien kanker dilakukan langsung oleh 15 dokter ahli bedah onkologi yang dalam kesehariannya memang berpraktik menangani pasien kanker. Sehingga bisa dipastikan pasien tersebut memang layak mendapat vaksinasi.
Kegiatan ini didukung penuh Komando Distrik Militer 0510/Tigaraksa Kodam Jaya Kabupaten Tangerang. Komandan Kodim 0510/Tigaraksa, Letkol Inf Bangun Siregar SH, MIPOL mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan tersebut karena vaksinasi merupakan bagian dari program pemerintah.
“Kami dukung penuh kegiatan vaksinasi dari sisi sarana dan prasarana, agar pasien kanker juga dapat kesempatan vaksinasi seperti masyarakat umum lainnya,” ucap Siregar.
Sosialisasi acara dilakukan bersama komunitas suportif kanker seperti Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Cancer Information and Support Center Association (CISC), Pita Pink, Lovepink, dan Komunitas Peduli Kanker Payudara.
Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Linda Agum Gumelar memberi apresiasi atau upaya Peraboi dalam program vaksinasi massal bagi pasien kanker. Dengan demikian, tak ada lagi keragu-raguan bagi pasien kanker untuk mendapat vaksinasi.
Ia mendorong para penyintas kanker untuk memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya. Apalagi mereka bisa langsung berkomunikasi dengan dokter ahli bedah onkologi sebelum divaksinasi.
Hal senada dikemukakan Ketua Umum Pengurus Cancer Information and Support Center (CISC), Aryanthi Baramuli. Ia mengaku senang karena program vaksinasi massal bagi pasien kanker bisa terwujud. Kegiatan semacam ini hendaknya juga dilaksanakan di kota-kota lainnya di Indonesia.
“Kami siap membantu Peraboi untuk menggelar acara semacam ini di kota lainnya. Karena CISC punya cabang di sejumlah kota,” tuturnya. (Tri Wahyuni)