
JAKARTA (Suara Karya): Guna memperkuat program kewirausahaan di kampus, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti mendirikan In.Cube Enterprise. Lewat wadah tersebut, mahasiswa tak hanya diajari tentang bisnis, tetapi juga harus terlibat aktif didalamnya.
“In.Cube Enterprise ini merupakan inkubator bisnis yang akan dijalankan sepenuhnya oleh mahasiswa,” kata Ketua STP Trisakti, Fetty Asmaniati saat peresmian In.Cube Enterprise, di kampus STP Trisakti di wilayah Tanah Kusir Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
Fetty menjelaskan, In.Cube Enterprise didirikan merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan IDN Research Institute tahun 2019 dimana 69,1 persen milenial di Indonesia mengaku memiliki minat untuk berwirausaha.
Hal itu juga didukung data Global Entreprenuership Index (GEI) pada 2018, dimana Indonesia memiliki skor 21 persen wirausahawan dari bidang pekerjaan atau peringkat 94 dari 137 negara.
“Lalu terlintas untuk membuat program inkubasi bisnis yang diberi nama keren yaitu, In.Cube Enterprise. Ini akan jadi tempat bagi mahasiswa yang ingin memulai bisnia, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana,” katanya.
Lewat In.Cube Enterprise, lanjut Fetty, mahasiswa menjalankan usaha pada bidang yang diminati layaknya sebuah perusahaan, dimana ada alur tugas dan tanggungjawab mulai dari level manajer, supervisor dan operator.
“Mahasiswa yang berminat dalam bisnis itu harus rapat untuk memilih manajer hingga operator. Mereka harus menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab. Karena jika main-main, kemungkinan bisnis bisa bangkrut,” katanya.
Ditambahkan, pengembangan usaha di In.Cube yang mulai pada Agustus 2020. Prosesnya dimulai dari tranfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa, selanjutnya dilakukan motivasi dan pelatihan langsung. “Sesi pertama pada Agustus, sesi kedua pada September-Oktober dan sesi ketiga pada November 2020,” katanya.
Tim dosen yang akan terlibat dalam In.Cube Enterprise, antara lain, Novita Widyastuti, Fachrul Habibie, Santi Maudiarti, Surya Fadjar, Michael Khrisna dan RMW Agie P.
Dalam kesempatan terpisah, Michael Khrisna sebagai penanggungjawab In.Cube Artisan Coffee House STP Trisakti menjelaskan, bidang minuman kopi dipilih karena memiliki potensi peluang bisnis yang cukup baik. Apalagi saat ini hampir di setiap gang, ada kedai kopi.
“Minum kopi pahit atau kopi susu sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sejak lama. Karena itu, tak heran jika In.Cube Artisan Coffee House ini menarik perhatian mahasiswa saat digagas tahun lalu,” ujarnya.
Pengelolaan kedai kopi diserahkan sepenuhnya ke mahasiswa, lanjut Khrisna, dengan harapan mahasiswa dapat belajar langsung. Setiap 6 bulan dilakukan perekrutan baru. Proses penerimaan dilakukan seperti pada penerimaan pegawai baru di perusahaan.
“Mereka harus melakukan rapat untuk pembuatan target perusahaan, strategi marketing, membuat laporan keuangan hingga menu-menu baru yang akan dirilis. Mereka harus merasakan bagaimana perjuangan mengembangkan bisnis,” ujarnya.
Mahasiswa yang serius mendalami bisnis, lanjut Khrisna, akan diberi arahan bagaimana mengembangkan bisnis yang mudah dan kreatif. Ada sejumlah aplikasi di internet yang bisa dipakai mahasiswa untuk merealisasikan bisnis impiannya.
“Sebelum mulai terjun ke bisnis, kami beri arahan bagaimana secara sederhana. Setelah itu coba realisasikan. Karena ide itu tidak akan kemana-mana, jika tak dijalankan. Banyak aplikasi tersedia di internet bagi siapa saja yang ingin berbisnis,” katanya.
Khrisna mengaku senang karena In.cube mendapat apresiasi dari mahasiswa. Proses rekrutmen yang digelar setiap semester selalu kebanjiran peminat. “Kami adakan tes penerimaan. Karena ini bisnis yang riil, kami pilih orang yang mau kerja keras dan serius,” ujar Khrisna menandaskan. (Tri Wahyuni)