Perluasan Beasiswa LPDP jadi Akselerator Penguatan Pendidikan Vokasi

0

JAKARTA (Suara Karya): Perluasan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menjadi akselerator penguatan pendidikan vokasi. Hal itu akan mempercepat taut suai (link and match) antara kampus vokasi dengan dunia industri.

Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Kemdikbudristek, Abdul Kahar dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar, akhir pekan lalu.

Salah satu bentuk perluasan beasiswa LPDP yang diluncurkan pada Merdeka Belajar Episode Ke-10 adalah beasiswa non-gelar untuk para pendidik vokasi. Program itu untuk membiayai kegiatan peningkatan kapasitas para guru SMK atau dosen vokasi di luar kampus, seperti sertifikasi, magang, pelatihan, serta penguatan riset keilmuan dosen vokasi.

“Kami menangkap animo yang luar biasa dari dari dosen, guru, pelaku budaya, dan mahasiswa berprestasi guna meningkatkan kapasitas melalui program pendidikan gelar maupun non-gelar,” ujarnya.

Ditambahkan, upaya itu dilakukan karena pemerintah saat ini fokus dalam peningkatan kapasitas SDM yang ada di bawah pembinaan Kemdikbudristek. Misalkan, pelaku budaya. Beasiswa tersebut baru tahun ini dibuka. Lalu, beasiswa untuk guru.

“Beasiswa untuk dosen sudah berjalan beberapa tahun, tapi sebelumnya akses mereka masih terbatas,” ucapnya.

Abdul Kahar mengakui, sosialisasi berbagai program terobosan perluasan beasiswa LPDP bagi pendidik dan tenaga kependidikan, siswa berprestasi, serta pelaku budaya pada 2021 dirasakan kurang. Karena itu, pihaknya akan menggencarkan pada 2022.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan dalam kesempatan yang sama memberi rekomendasi terkait program beasiswa yang dikelola Kemdikbudristek bersama LPDP.

“Kata kuncinya adalah sinergi. Pastikan sinergi antara semua pelaksana, mulai dari pusat sampai semua lembaga yang terkait langsung,” tegasnya

Hsil survei LSI menunjukkan, mayoritas responden sebanyak 88,6 persen menilai tahapan dan proses pendaftaran beasiswa untuk pengembangan kapasitas pendidik vokasi sangat mudah dan mudah.

“Sebanyak 73,3 persen responden juga menilai proses seleksinya sangat, cukup jelas dan transparan,” katanya.

Kedua, lanjut Djayadi, memperkuat sisi-sisi monitoring. “Survei LSI ini bagian dari evaluasi. Tetapi ada kelemahannya evaluasi model begini. Kita tidak bisa lagi balik ke belakang. Jadi perbaikannya ke depan,” ucapnya.

Padahal, Kemdikbudristek menginginkan program berjalan interaktif. Ketika ada masalah, hal itu bisa langsung diselesaikan. Karena itulah, pengawasan harus diperkuat.

Salah satu penerima manfaat beasiswa non-gelar, dosen Politeknik Negeri Media Kreatif, Ince Dian Aprilyani Azir membagi pengalaman dalam mengikuti program dosen magang di industri dengan pembiayaan dana LPDP.

Ince mengaku tertarik ikut program beasiswa non-gelar untuk dosen karena memberi bukti nyata yang lebih dari sekadar teori. Salah satu indikator kinerja bagi dosen pendidikan tinggi vokasi adalah adalah berkegiatan di luar kampus.

Selama magang di industri, Ince juga melibatkan praktisi industri di tempat magangnya untuk menjadi narasumber dalam kuliah umum, webinar hingga membuka peluang untuk lokakarya bagi civitas akademika Politeknik Negeri Media Kreatif ke industri tempat magangnya.

Program magang yang dijalaninya juga mendorong percepatan tugas utamanya dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi. Dalam kurun waktu 3 bulan magang, ia menghasilkan 4 luaran (output).

Pada pendidikan dan pengajaran, Ince berhasil menerbitkan modul di mata kuliahnya terkait industri. Modul tersebut menghasilkan ISBN (International Standard Book Number) dan hak cipta dari Kementerian Hukum dan HAM.

Di bidang penelitian, Ince menerbitkan penelitian di jurnal Sinta 3 yang terindeks secara internasional. Selama durasi magang, Ince mengadakan pelatihan di industri tempatnya magang. Ia juga berhasil menerbitkan artikel terkait pengabdian masyarakat yang terbit di jurnal internasional terindeks.

Ince berpesan kepada rekan sesama dosen agar mau menjemput bola atau aktif mencari informasi dan tidak menunggu sosialisasi dari kampus atau pihak lain. Ia juga berharap ke depannya program Beasiswa LPDP Non Degree bisa memfasilitasi dosen pendidikan tinggi vokasi untuk magang di industri di luar negeri. (Tri Wahyuni)