
JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan Program Magang Berkualitas dan Studi Independen (MBSI).
“Program tersebut untuk mempermudah lulusan dalam mencari pekerjaan,” Dirjen Dikti, Kemdikbud, Nizam dalam peluncuran Program MBSI secara virtual, Senin (29/3/2021).
Nizam menjelaskan, pembuatan Program MBSI dilatarbelakangi fenomena paradoksal di masyarakat. Begitu banyak lulusan perguruan tinggi di Indonesia kesulitan dalam mencari pekerjaan, sementara di sisi lain juga banyak lowongan pekerjaan tersedia namun tak kunjung terisi.
Mengutip data Kementerian Ketenagakerjaan pada Agustus 2020 yang menunjukkan adanya 9,77 juta pengangguran terbuka (semua lulusan) dan masih banyak peluang kerja yang dibuka di berbagai kanal saluran kerja sampai 2021.
“Perusahaan juga kerap kecewa lantaran belum mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang memenuhi kriteria yang diinginkan,” ucapnya.
Nizam mengakui, banyak pencari kerja yang tak kenal lelah melamar pekerjaan dan mengikuti acara pengembangan diri untuk menaikkan daya saing. Begitun perusahaan, yang juga tak kenal lelah berkeliling Indonesia maupun membuat ‘platform’ digital untuk mengakuisisi talenta-talenta terbaik bangsa ini.
“Seringkali keduanya tidak bertemu di ujung jalan. Program MBSI diharapkan menjadi solusi bagi kedua pihak untuk mencapai tujuan yang diinginkan,” ucap Nizam.
Ketua Sub Kelompok Kerja (Subpokja) Program MBSI, Nurhadi menjelaskan, bagi mahasiswa sendiri, program MBSI Bersertifikat Kampus Merdeka memberi kesempatan bagi mahasiswa mendapat pengalaman pembelajaran di luar kampus.
“Program ini merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Episode 2. Mahasiswa mendapat hak untuk melakukan aktivitas diluar kampus selama 1-2 semester atau setara dengan 20-40 SKS,” tutur Nurhadi.
Ditambahkan, Program MBSI merupakan program kolaboratif antara mitra dari perusahaan, institusi pemerintahan, organisasi, startup dan Kemdikbud yang memberi kesempatan bagi mahasiswa tingkat akhir atau mulai dari semester 5 untuk dapat merasakan dunia kerja yang sesungguhnya.
“Kegiatan tersebut memberi kontribusi nyata mahasuswa untuk menerapkan ilmu yang masih segar melalui proyek, tim, pendamping dan proses yang berkualitas,” ucapnyam
Hal senada dikemukakan Ketua Pokja Kampus Merdeka M Setiawan. Katanya, merujuk pada hukum tabur-tunai, maka program MBSI akan menjadi ladang bagi perusahaan untuk mulai menumbuhkan benih baik bagi generasi muda. Buah dari benih tersebut akan ditunai di masa depan.
Dijelaskan, tujuan pelaksanaan Program MBSI adalah memberi alternatif solusi rekrutmen yang ideal. Sehingga organisasi mitra bisa meninggalkan pola rekrutmen dan seleksi tradisional yang tidak efisien.
Selain itu, program juga bertujuan untuk meningkatkan ‘employer branding’ di mata talenta muda di Indonesia. Hal itu akan memudahkan organisasi mitra dalam proses rekrutmen dan seleksi di masa mendatang.
Program juga memberi kesempatan atas hasil inovasi talenta terbaik bangsa yang bisa menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan yang ada. Selain juga mendorong pembangunan nasional untuk menumbuhkan motivasi masyarakat dalam pembangunan.
“Untuk mahasiswa, program akan memberi kepastian atas hak mereka untuk dapat belajar di luar kampus yang sesuai dengan program Kampus Merdeka. Pengalaman kerja di industri akan berguna untuk perjalanan karir di masa depan,” katanya. (Tri Wahyuni)