MAGELANG (Suara Karya): Peserta Borobudur Marathon 2018 dari sejumlah negara dan daerah merupakan bagian duta promosi wisata untuk Borobudur dan Jawa Tengah serta Indonesia pada umumnya, kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin.
Urip di Magelang, Minggu (18/11/2018) mengatakan dari jumlah peserta Borobudur Marathon 2018 sekitar 10.000 orang, sebanyak 19 persen berasal dari wilayah Jawa Tengah dan 81 persen dari luar Jateng serta luar negeri.
Borobudur marathon 2018 diikuti pelari dari 30 negara dengan total peserta sebanyak 10.000 atlet, sebanyak 205 pelari di antaranya berasal dari luar negeri.
“Mereka bisa menjadi model, duta kita untuk menyebarkan tentang keindahan Borobudur yang sebenarnya di daerah asal mereka,” katanya.
Ia menuturkan peserta dari luar negeri paling banyak dari Malaysia, kemudian Singapura.
“Hal itu juga mewarnai dari kunjungan wisatawan manca negara tahun 2017, yang terbanyak dari Malaysia dan Singapura,” katanya.
Ia optimistis bahwa mereka adalah duta untuk menyebarkan kondisi bagaimana daerah Jateng yang dikunjunginya.
“Indikator dari kunjungan wisatawan ini sudah kelihatan, dari tahun ke tahun terus meningkat, dan justru peningkatan itu dari Malaysia dan Singapura dan pesertanya paling banyak dari dua negara tersebut,” katanya.
Menurut dia, kunjungan wisman dari Eropa sedikit sekali dan dari tahun ke tahun cenderung stagnan. Kunjungan wisman kebanyakan dari negara-negara Asia.
Ia menyampaikan Borobudur Marathon merupakan sebuah event besar yang sesuai dengan keinginan masyarakat, yakni sport tourism.
Kegiatan besar ini bisa mengangkat perekonomian masyarakat secara langsung dalam skala besar.
“Selain itu event ini bisa menggerakkan masyarakat sekitarnya demikian masif di semua sektor, termasuk budayawannya dan masyarakatnya. Kita ingin ini dalam bentuk sport tourism dan kita punya Borobudur, Menurut kami semua bisa diwadahi dalam satu event ini,” katanya. (Anggoro Oetomo)