Peserta JKN-KIS Kini Pilih Kanal Digital saat Akses Layanan Kesehatan

0
Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta, BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari.  (Suarakarya.co.id/Tri Wahyuni)

JAKARTA (Suara Karya): Pandemi corona virus disease (covid-19) telah mengubah perilaku peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dalam mengakses layanan kesehatan. Kanal digital kini jadi pilihan ter-favorit.

“Kanal digital jadi pilihan di masa pandemi untuk menghindari risiko terpapar covid-19,” kata Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta, BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari dalam Pertemuan Nasional Petugas Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) Rumah Sakit yang digelar secara daring, Sabtu (28/11/20).

Karena itu, Andayani mengajak rumah sakit untuk membangun sistem layanan digital, yang akan memberi kemudahan, kecepatan dan kepastian bagi peserta JKN-KIS. Sebab, keberhasilan digitalisasi layanan kesehatan sangat dipengaruhi sistem layanan di rumah sakit.

Ditambahkan, BPJS Kesehatan saat ini sudah melakukan transformasi sejumlah layanan konvensional ke layanan digital. Namun, hal itu tampaknya masih harus diikuti dengan digitalisasi layanan dari fasilitas kesehatan.

Andayani mengatakan, sistem antrean online sudah dikembangkan di 2.028 rumah sakit, namun baru 528 rumah sakit yang terintegrasi dengan aplikasi Mobile JKN. Informasi ketersediaan tempat tidur diterapkan di 2.054 rumah sakit dan informasi jadwal tindakan operasi di 845 rumah sakit.

“Angka itu akan terus bertambah seiring pemanfaatan layanan kesehatan oleh peserta JKN-KIS di rumah sakit yang kian meningkat,” ujarnya.

Andayani menjelaskan, pemanfaatan layanan administratif, permintaan informasi dan pengaduan melalui kanal digital selama pandemi mengalami kenaikan yang signifikan. Alih-alih mendatangi kantor cabang, peserta kini lebih suka mengakses layanan digital seperti aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 1500 400, Chat Assistant JKN (Chika), Voice Interactive JKN (Vika) serta Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (Pandawa).

“Kunjungan ke kantor cabang berkurang dengan adanya layanan digital. Layanan digital akan terus dikembangkan, meski pandemi telah selesai,” kata Andayani.

Ia juga mengapresiasi seluruh rumah sakit mitra yang berupaya memberi pelayanan terbaik kepada peserta JKN-KIS, terbukti dari meningkatnya indeks kepuasan peserta. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kepuasan peserta atas pelayanan di rumah sakit.

Sementara itu, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Prof Dr.Margono Soekarjo, Yunita Dyah Suminar mengemukakan, pihaknya berupaya menjaga kepuasan peserta dengan mengutamakan mutu pelayanan dan memetakan kebutuhan masyarakat.

“Digitalisasi layanan kesehatan kami buat dalam bentuk registrasi online, Tele Apik (untuk melihat antrian pendaftaran dan polikliknik), Tele Medicine #SayDoc (untuk memudahkan komunikasi pasien dengan dokter) serta mengembangkan digitalisasi keterbukaan informasi publik,” ujarnya.

Ditambahkan, sistem registrasi online yang dikembangkan sejak 2017 berhasil memberi kepuasan kepada 97 persen dari total pasien yang berkunjung. Petugas rumah sakit juga turun langsung mengedukasi masyarakat untuk penggunaan registrasi online tersebut.

“Di entry point, kami tempatkan beberapa petugas dengan kemampuan komunikasi yang bagus. Karena melayani orang sakit itu sangat berbeda. Mereka ingin selalu diutamakan. Kita juga punya jalur fast track untuk pasien lansia dan bayi,” tuturnya.

Di tingkat internal, kita tanamkan mindset yang sama, lanjut Yunita Dyah, jika pelayanan baik, maka otomatis proses administrasi menjadi ikut baik. Kondisi itu membuat pasien puas, proses klaim dan pemasukan ke rumah sakit pun lancar.

Pernyataan senada dikemukakan President Director Hermina Hospital Group, dr Hasmoro. Pihaknya telah melakukan penyesuaian pelayanan kepada pasien yang berkunjung ke rumah sakit. Saat pandemi, para dokter– terutama mereka yang berusia lanjut dan memiliki penyakit komorbid akan dikurangi jam praktiknya di rumah sakit.

“Kunjungan pasien dengan sakit ringan juga menurun karena mereka khawatir tertular covid-19,” ucapnya.

Hasmoro menambahkan, pihaknya juga menciptakan layanan Halo Hermina dan Telemedicine untuk komunikasi antara pasien dan dokter di RS Hermina. Para dokter sudah memiliki riwayat kesehatan pasiennya, sehingga mudah memantau perkembangan kondisi pasien lewat aplikasi.

“Kami juga mengembangkan sistem appointment melalui call center 1500488, Hermina Mobile dan website. Akses digital tersebut terbukti memberi kemudahan pasien dan dokternya untuk berkomunikasi tanpa harus bertatap muka,” ujar Hasmoro menandaskan. (Tri Wahyuni)