JAKARTA (Suara Karya): Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menggelar Kongres ke XXI dan Dialog Nasional dengan mengangkat tema “Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Keinsinyuran dan Penerapan Teknologi Cerdas”. Acara akan berlangsung di Kota Padang, Sumatera Barat pada tanggal 6-7 Desember 2018 mendatang.
Ketua Umun PII Hermanto Dardak mengatakan, pemerintah tengah gencar mencanangkan kebijakan industri nasional. Sebagai negara industri maju baru, dan menargetkan sektor industri dalam negeri untuk mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan laju perekonomian.
Menurut Hermanto, berkaitan dengan kondisi ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan dengan mengalami pertumbuhan di kisaran 5 persen, sehingga di butuhkan akselerasi peran industri nasional yang kuat akan inovasi sebagai pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Inilah yang mendasari. Mewujudkan Kedaulatan Industri Indonesia’
“Momentum Kongres PII XXI dan Dialog Nasional ini merupakan salah satu langkah strategis, yang dilakukan dalam meluncurkan roadmap Making Indonesia 4.0 yang menargetkan Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 besar ekonomi dunia tahun 2030 mendatang,” kata Hermanto kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
Lebih lanjut dia mengatakan, roadmap ini dapat menjadi pegangan para industriawan untuk memahami langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk menyongsong era industri 4.0 yang ditahap awal akan fokus pada 5 sektor prioritas yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, elektronik dan kimia.
Sementara kata Hermanto, sektor prioritas tersebut adalah sektor yang diyakini mempunyai daya ungkit besar dalam hal penciptaan nilai tambah, perdagangan, besaran investasi, dampak terhadap industry lainnya serta kecepatan penetrasi pasar.
“Mewujudkan kedaulatan industri Indonesia ini, merupakan isu utama yang merupakan langkah awal sebagai perwujudan kemajuan industri Indonesia yang diselenggarakan dalam situasi ekonomi saat ini yang secara internal,” ujarnya.
Dia mengatakan, dihadapkan dengan tantangan rendahnya produktivitas, penguasaan dan pengembangan teknologi terbaru, kemampuan inovasi serta perbaikan standard kerja, dalam pelibatan PII oleh pemerintah dalam konteks pembangunan infrastruktur seluruh sektor sedangkan secara eksternal PII harus mempersiapkan insinyur-insinyur professional yang berdaya saing untuk berhadapan dengan insinyur asing.
Diceritakannya, setelah 3 tahun, PII kembali akan menyelenggarakan Kongres yang ke XXI sebagai langkah yang telah dilakukan PII untuk terus disempurnakan dan diperkaya agar PII menjadi tumpuan pengembangan para insinyur.
Kongres PII XXI tahun 2018 ini sangat penting sebagai tonggak tantangan keinsinyuran dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat. Khususnya memasuki revolusi industri generasi ke empat (Industry 4.0) yang diikuti oleh pemutakhiran seluruh sektor untuk menerapkan IOT (Internet Of Things).
Diketahui, tantangannya adalah memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah untuk berkontribusi dalam Indonesia yang mandiri dan maju. Seluruh daya akal dan tenaga perlu dapat dimaksimalkan untuk menjawab tantangan ini.
Secara dekat, diadakannya Kongres PII ke XXI kali ini merupakan sejarah PII yang telah menginjak usia 66 tahun, suatu perjalanan organisasi yang cukup panjang.
Namun dalam perkembangan yang dihadapi saat ini, ditengah berbagai perubahan yang terjadi, PII harus terus membangun energi segar agar terus dapat memutakhirkan organisasi profesi insinyur ini untuk selalu tampil menjawab berbagai kecenderungan dan perubahan yang dihadapi. Sehingga kongres ini dapat memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan kontribusi keinsinyuran nasional. (Rizal Cahyono)