
JAKARTA (Suara Karya): Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II yang dilaksanakan Lembaga Administrasi Negara (LAN) kini menggunakan kurikulum baru. Pejabat peserta pelatihan ditantang untuk melakukan perubahan, menuju Indonesia yang lebih baik.
“Langkah pertama seorang pemimpin dalam melakukan perubahan adalah penguasaan masalah. Tak mungkin bisa membuat terobosan, jika tidak tahu masalah organisasi,” kata Tim Pelaksana PKN tingkat II yang juga Kepala LAN, Adi Suryanto acara PKN Tingkat II Tahun 2019 di Pusdiklat Kemdikbud, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/8/2019).
Pelatihan diluar LAN, baru pertama kali dilakukan. Gedung Pusdiklat Kemdikbud dinilai layak Adi Suryanto sebagai tempat pelatihan, karena memiliki akreditasi tertinggi yaitu A. Pusdiklat Kemdikbud juga meraih penganugerahan terbaik dalam pemanfaatan teknologi informasi (IT).
Hadir dalam kesempatan itu Mendikbud Muhadjir Effendy, Sekjen Kemdikbud Didik Suhardi dan sejumlah pejabat eselon 1 di lingkungan Kemdikbud. Mendikbud didaulat untuk pelepasan 60 lulusan PKN tingkat II tahun 2019 yang terdiri dari pejabat eselon dua dan tiga dari sejumlah kementerian dan lembaga negara lainnya.
Adi Suryanto menambahkan, pelatihan bertujuan agar para pemangku kebijakan di kementerian dan lembaga negara lainnya mampu melakukan perubahan. Dengan demikian, kinerja pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dan program semakin lebih baik lagi.
“Hal pertama yang harus diketahui adalah pemetaan masalah dalam organisasi. Karena itu, kenapa dalam usulan proyek, langkah pertama seorang pemimpin dalam melakukan perubahan adalah penguasaan masalah. Tidak mungkin pejabat dapat membuat terobosan jika tidak tahu masalah dalam organisasi,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Adi, peserta pelatihan diajak untuk mencari tahu permasalahan dan mampu mencari solusinya. Lalu mereka diminta melakukan terobosan dalam menyelesaikan masalahnya.
“Setelah tahu masalah, lalu merumuskan solusi, terobosan, inovasi penyelesaian terhadap masalah. Pada akhirnya peserta memiliki program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang atas proses perubahan,” tutur Adi.
Ditambahkan, metode pembelajaran kepemimpinan yang diterapkan pada PKN Tingkat II tidak memberi.banyak teori, tetapi mengajak para peserta melakukan berbagai perubahan. “Kita semua punya pengalaman. Saya yakin hal itu bisa menjadi internalisasi dalam proses pembelajaran,” katanya.
Hal senada dikemukakan Sekjen Kemdikbud, Didik Suhardi. Katanya, kunci keberhasilan seorang pejabat dalam membangun organisasi yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat adalah mereka yang memiliki kemampuannya dalam memimpin, berintegritas dalam mengelola sumberdaya serta pandai memanfaatkan teknologi.
Didik melaporkan, ada satu peserta ditunda kelulusannya karena sedang menjalankan ibadah haji. Sehingga penilaian akhir akan dijadwalkan kembali. Satu peserta diminta untuk memperbaiki proyek perubahannya, meski nilainya mencukupi untuk kelulusan.
Peserta dengan nilai terbaik dalam PKN Tingkat II tahun 2019 diraih Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Kemdikbud, Suharti. Judul proyek perubahannya yaitu ‘Penguatan Sistem Perencanaan dan Penganggaran untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan”.
PKN Tingkat II Angkatan 6 Tahun 2019 dilaksanakan selama 18 minggu, yaitu mulai dari 8 April hingga 2 Agustus 2019.
Pola pembelajaran menerapkan on dan off kampus. Selama 27 hari pelatihan, pembelajaran dilaksanakan dalam kampus, sisanya 74 hari pembelajaran dilaksanakan di luar kampus. (Tri Wahyuni)